JAKARTA - Ribuan warga Rumania berunjuk rasa di luar gedung pengadilan tinggi. Massa memprotes pembatalan pemilihan presiden pada Desember 2024, yang mana kandidat pro-Rusia yang kurang dikenal memenangkan putaran pertama.
Meski jumlahnya kecil, protes terus berlanjut sejak 6 Desember, ketika Mahkamah Konstitusi membatalkan pemilu dua hari sebelum putaran kedua.
Demonstrasi digelar setelah dokumen negara menunjukkan calon terdepan Calin Georgescu mendapat keuntungan dari kampanye media sosial yang tidak adil yang dianggap kemungkinan besar diatur oleh Rusia.
Sementara Moskow membantah adanya campur tangan dalam pemilu Rumania.
Keputusan untuk membatalkan pemilihan presiden semakin melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara, mempolarisasi pemilih yang marah atas pertikaian politik dan tuduhan korupsi yang dilakukan partai-partai arus utama, serta memperkuat partai-partai sayap kanan dan ultranasionalis, yang kini menguasai lebih dari sepertiga kursi parlemen.
Pengacara Georgescu pada Jumat, 10 Januari, mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk mengembalikan hasil pemilu. Georgescu, yang tidak hadir, mendesak para pendukungnya untuk ikut serta.
Dilansir Reuters, sekitar 4.000 pendukung berkumpul di luar pengadilan dengan peti mati tiruan bertuliskan kata "Demokrasi".
Mereka mengibarkan bendera nasional, membawa ikon Kristen dan gambar Georgescu, serta meneriakkan "Kami ingin memilih" dan "Bawa kembali putaran kedua".
Koalisi yang berkuasa di Rumania pekan ini sepakat untuk mengadakan kembali pemilihan presiden dua putaran pada tanggal 4 Mei dan 18 Mei, hampir enam bulan setelah pemungutan suara yang dibatalkan.
BACA JUGA:
Presiden Klaus Iohannis, yang masa jabatannya berakhir pada 21 Desember, akan tetap menjabat sebagai kepala negara sampai penggantinya terpilih.
Masih belum jelas apakah Georgescu yang kritis terhadap NATO dan menentang dukungan Rumania terhadap Ukraina melawan invasi Rusia, akan diizinkan kembali mencalonkan diri sebagai presiden.
Rumania memiliki perbatasan darat terpanjang dengan Ukraina dibandingkan negara anggota Uni Eropa dan NATO mana pun. Mereka telah membantu mengekspor jutaan ton biji-bijian Ukraina melalui pelabuhan Constanta di Laut Hitam, melatih pilot pesawat tempur Ukraina dan menyumbangkan baterai pertahanan udara Patriot ke Kyiv.