JAKARTA - Uni Eropa memerintahkan perusahaan media sosial TikTok untuk membekukan data terkait pemilu Rumania.
Pejabat UE mengeluarkan “perintah retensi” berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital yang berlaku luas di blok tersebut, yang mengatur cara perusahaan media sosial terbesar di dunia beroperasi di Eropa.
Dilansir Reuters, Kamis, 5 Desember, langkah ini dilakukan pada hari yang sama ketika Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan atas potensi campur tangan asing dalam pemilu Rumania, setelah ultranasionalis pro-Rusia Calin Georgescu meraih kemenangan pada putaran pertama pemilihan presiden pada 24 November.
Partai-partai sayap kanan juga tampil baik dalam pemilihan parlemen Rumania pada pekan lalu, meskipun Partai Sosial Demokrat sayap kiri yang berkuasa muncul sebagai partai terbesar dan berharap dapat membentuk pemerintahan koalisi yang pro-Uni Eropa.
Dokumen yang dideklasifikasi oleh pejabat keamanan Rumania pada hari Rabu menunjukkan Georgescu dipromosikan secara besar-besaran di platform media sosial TikTok melalui akun terkoordinasi, algoritma rekomendasi, dan promosi berbayar. Georgescu sendiri menyatakan tidak ada dana yang dikeluarkan untuk kampanye tersebut.
BACA JUGA:
Dokumen-dokumen tersebut menyatakan Rumania telah menjadi sasaran "serangan hibrida agresif Rusia".
Rusia membantah adanya campur tangan dalam kampanye pemilu Rumania.
Jika Georgescu mengklaim kemenangan dalam pemungutan suara putaran kedua hari Minggu ini, ia kemungkinan akan mencoba mengisolasi Rumania di luar negeri dan membalikkan pendekatannya yang pro-Uni Eropa, kata para analis dan diplomat.
"Kami telah bekerja sama dengan Komisi (Eropa) dan akan terus melakukannya. Kami berharap dapat membuktikan fakta-fakta sehubungan dengan beberapa spekulasi dan laporan tidak akurat yang kami lihat,” kata juru bicara Tiktok.