JAKARTA – Otoritas Rumania menemukan berbagai "ketidakteraturan" dalam kampanye pemilu di TikTok dan meminta Uni Eropa untuk menyelidiki peran platform tersebut dalam pelaksanaan pemilu nasional, bulan ini.
Badan regulator media nasional Rumania, Ancom, melaporkan kepada Komisi Eropa pada Selasa 26 November bahwa TikTok tidak merespons secara cepat atas permintaan untuk mengamankan proses pemilu, sebagaimana diungkapkan dalam siaran pers.
Juru bicara Komisi Eropa, Thomas Regnier, mengonfirmasi pihaknya telah menerima permintaan untuk membuka investigasi resmi terhadap peran TikTok dalam pemilu Rumania berdasarkan aturan baru Uni Eropa, Digital Services Act (DSA). "Kami memantau perkembangan ini dengan saksama," kata Regnier, seraya menambahkan bahwa UE dapat membuka penyelidikan jika terdapat bukti yang memadai.
TikTok berada di bawah tekanan untuk menjelaskan bagaimana platform tersebut menangani konten politik di Rumania setelah putaran pertama pemilu presiden pada Minggu lalu. Pemilu tersebut menghasilkan kemenangan mengejutkan bagi politisi ultranasionalis pro-Rusia, Călin Georgescu, yang berhasil meraih popularitas besar di TikTok.
Georgescu, yang memiliki lebih dari 370.000 pengikut di akun TikTok-nya, diduga menggunakan "akun palsu" dan influencer tanpa pelabelan iklan berbayar untuk mendukung kampanyenya. Padahal, TikTok melarang iklan politik berbayar di platformnya.
Perdana Menteri Rumania, Marcel Ciolacu, juga menyerukan penelusuran pendanaan kampanye Georgescu di TikTok. "Sumber pendanaannya perlu ditelusuri, 'ikuti uangnya,'" ujar Ciolacu.
SEE ALSO:
Tanggapan TikTok
Juru bicara TikTok di Brussels, Paolo Ganino, membantah tuduhan tersebut. "Laporan spekulatif tentang pemilu Rumania tidak akurat dan menyesatkan. Sebagian besar kandidat memiliki kehadiran di TikTok, dan pemenang juga berkampanye di platform digital lainnya," katanya.
TikTok mengklaim telah bekerja sama dengan Komisi Pemilu Rumania untuk meluncurkan Election Center dalam aplikasi mereka, yang bertujuan menyediakan informasi pemilu yang terpercaya. Ganino menegaskan bahwa TikTok menegakkan pedoman komunitas secara ketat dan melarang iklan politik berbayar.
Kasus ini menempatkan Komisi Eropa dalam posisi sulit. Penyelidikan terhadap peran TikTok dalam pemilu dapat dianggap sebagai bentuk intervensi dalam proses pemilu nasional Rumania. Putaran kedua pemilu presiden akan berlangsung pada 8 Desember, sementara pemilu parlemen dijadwalkan akhir pekan ini.
"Komisi tidak campur tangan dalam pemilu nasional dan berupaya memastikan kesetaraan bagi semua kandidat sesuai kompetensinya," kata Regnier.
Sementara itu, para peneliti terus menyelidiki bagaimana lonjakan popularitas Georgescu di TikTok dapat terjadi dalam waktu singkat, termasuk dugaan penggunaan influencer dan akun-akun palsu.