Masyarakat Kota-kota Besar Eropa Dukung Larangan Mobil Berbahan Bakar Fosil
Ilustrasi mobil elektrik. (Wikimedia Commons/Michael Movchin/Felix Müller)

Bagikan:

JAKARTA - Hampir dua pertiga atau sekitar 63 persen penduduk kota-kota besar Eropa mendukung larangan penjualan mobil berbahan bakar fosil, bensin dan diesel baru setelah 2030, menurut jejak pendapat YouGov baru-baru ini.

Survei yang dilakukan secara online pada 3 hingga 22 Maret 2021 ini diikuti oleh 10.050 responden. Mereka berasal dari 15 kota di enam negara, meliputi Paris, Lyon, Hamburg, Berlin, Roma, Milan, Barcelona, Madrid, London, Birmingham, Budapest, Warsawa, Krakow, Antwerp dan Brussels.

Survei online menanyakan responden di kota-kota tersebut, apakah mereka mendukung penghentian penjualan mobil bensin dan diesel. Hasilnya, dukungan terbesar datang dari Roma di mana 77 persen orang hanya menginginkan mobil bebas emisi yang akan dijual di masa depan.

Rata-rata 29 persen orang yang tinggal di kota-kota ini mengatakan mereka menentang gagasan tersebut, sementara 8 persen mengatakan mereka tidak tahu.

ilustrasi mobil listrik
Ilustrasi mobil elektrik. (Wikimedia Commons/Plug'n Drive)

Musim panas ini, Komisi Eropa akan mengusulkan batasan emisi yang lebih ketat untuk kendaraan. Penghapusan bertahap mobil bermesin pembakaran, adalah salah satu opsi yang dipertimbangkan dalam tinjauan mendatang standar CO2 untuk mobil dan van.

Awal tahun ini, Denmark, Belgia, Irlandia dan enam negara Uni Eropa lainnya juga mendesak komisi tersebut untuk menetapkan batas pemakaian kendaraan dengan mesin pembakaran. 

Transport & Environment (T&E), sebuah kelompok kampanye yang berbasis di Brussel yang mengagas survei tersebut mengatakan, survei tersebut menunjukkan bahwa orang Eropa siap untuk beralih ke mobilitas tanpa emisi.

tabel
(Sumber: YouGov via Euronews)

"Dari Barcelona hingga Kraków, ada dukungan luas untuk mengakhiri penjualan mobil berbahan bakar fosil di Uni Eropa," kata Julia Poliscanova, direktur senior kendaraan dan e-mobilitas pada T&E, melansir Euronews.

"Orang-orang di kota-kota paling terpapar pada tingkat polusi udara yang beracun, dan mereka tidak ingin mesin pembakaran internal dijual lebih lama dari yang diperlukan," lanjutnya.

Dia menambahkan, didukung oleh temuan survei, Komisi Eropa harus menetapkan tanggal di seluruh Uni Eropa untuk mengakhiri penjualan mobil dengan mesin pembakaran internal.

Survei tersebut juga menanyakan kepada responden, apa yang mereka pikirkan sebagai faktor-faktor yang perlu diubah, untuk mendorong penjualan mobil listrik melewati mobil bensin dan solar.

ilustrasi mobil listrik
Ilustrasi mobil elektrik. (Wikimedia Commons/LA2)

Harga adalah masalah terbesar, dengan 55 persen orang mengatakan mereka mengira itu hanya akan terjadi ketika mobil listrik lebih murah untuk dibeli. Infrastruktur dan jangkauan pengisian daya yang memadai juga di antara faktor-faktor teratas yang terdaftar dalam survei.

T&E mengatakan, biaya pembelian sudah turun dengan cepat, infrastruktur pengisian daya "ditingkatkan" dan jangkauan pada beberapa kendaraan sudah di atas 300 km untuk sekali pengisian. Grup tersebut menambahkan, kemajuan pesat pada faktor-faktor ini telah membantu mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan tanpa emisi.

Untuk diketahui, lebih dari 1 juta mobil listrik dan kendaraan hybrid plug-in dijual di Uni Eropa pada tahun 2020. Ini hampir tiga kali lipat dari jumlah yang terjual di tahun sebelumnya.