JAKARTA - Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo menyatakan pihaknya menolak wacana pemilihan kepala daerah atau pilkada lewat penunjukkan DPRD. Wacana pilkada lewat pemilihan langsung dicoret awalnya diusulkan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Rio, perubahan pilkada menjadi tak langsung bisa ditangkap publik sebagai pelemahan demokrasi jika sistem politik saat ini masih belum dibenahi.
"Wacana Presiden Prabowo tanpa pemilihan langsung kepala daerah dilakukan melalui DPRD, tanpa embel-embel upaya penyempurnaan sistem politik, wajar jika menimbulkan opini kemunduran demokrasi Indonesia," kata Rio kepada wartawan, Selasa, 17 Desember.
Rio memandang, sistem politik Indonesia saat ini cenderung liberal dan kapitalistik-pragmatis. Seolah, menurutnya, rakyat hanya menjadi objek mobilisasi politis para penguasa.
Sehingga, Rio menegaskan yang harus diutamakan adalah penguatan kelembagaan Kepartaian sebagai wadah aspirasi, artikulasi dan agregasi rakyat sekaligus pencetak kader-terbaim terbaik sebagai calon pemimpin.
"Sistem politik dan kepemiluan kita tetap harus dialektis, terbuka menerima kritik-otokritik dan terus mengupayakan penyempurnaan-penyempurnaan mekanisme baik menggunakan sistem pemilihan langsung oleh rakyat maupun sistem perwakilan melalui DPRD," jelas Rio.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Prabowo mengajak seluruh ketua umum dan pimpinan partai politik yang hadir pada Puncak HUT Ke-60 Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 12 Desember untuk memperbaiki sistem politik yang menghabiskan puluhan triliun dalam satu-dua hari setiap penyelenggaraan pemilu.
Wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD pun muncul usai Presiden Prabowo Subianto menyinggung sistem politik di Indonesia yang dinilai mahal dan tidak efisien bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
"Saya lihat, negara-negara tetangga kita efisien. Malaysia, Singapura, India, sekali milih anggota DPRD, sekali milih ya sudah DPRD itu lah milih gubernur, milih bupati. Efisien, enggak keluar duit, keluar duit, keluar duit, kayak kita," ungkap Prabowo.
Prabowo mengatakan Indonesia tidak boleh malu mengakui bahwa kemungkinan sistem politik di tanah air terlalu mahal. Menurutnya wajah-wajah calon kepala daerah yang menang pun terlihat lesu karena mahalnya biaya politik.
"Yang menang lesu, apalagi yang kalah. Kita harus berani mengoreksi diri, karena itu saya menghargai bahwa ketua umum saudara itu jeli, saya katakan beliau itu cerdas. Makanya anak-anak Indonesia harus banyak makan ikan," ujar Prabowo.