Bagikan:

JAKARTA - Pegiat Media Sosial Eko Kuntadhi mencium skenario teror yang hendak dilakukan Front Pembela Islam (FPI). Meski resmi dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah, sel-sel FPI masih hidup.

Hal ini dibuktikan dengan rentetan kasus teror yang diungkap Densus 88 Mabes Polri, baik di Condet, Jakarta Timur dan Bekasi. Beberapa pelaku ternyata berafilisasi dengan FPI. Sebut saja HH Wakabid Bidang Jihad Jaktim atau ZA sebagai Ketua Bidang Jihad Serang Baru, Bekasi.

"Mereka kemudian menyusun rencana aksi yang cukup mengerikan tujuannya untuk membebaskan sang imam besar Rizieq. Caranya dengan membuat kekacauan di seluruh Indonesia," kata Eko dikutip VOI dari saluran Youtube CokroTV, Rabu, 14 April.

Dalam penangkapan di Condet, pihak berwajib mengamankan ratusan lebih bom hingga bahan baku yang telah disiapkan. Sehari-harinya, sambung Eko, kelompok ini berkamuflase mengadakan kegiatan pengajian atau yasinanan.

Rencana teror tersebut, menurut Eko, tinggal menunggu waktu saja. Beberapa pelaku pun sudah turun ke lokasi untuk memetakan titik bom, memberikan efek ledakan yang besar hingga korban jiwa yang tinggi.

Indikasinya bisa dilihat dari kehadiran ZA dan HH yang pernah datang menyaksikan jalannya sidang Rizieq Shihab di PN Jakarta Timur. "Mereka sudah melakukan survei langsung saat Rizieq sedang disidang di PN Jakarta Timur.

Di sana mereka memetakan kondisi, mempelajari titik lemah keamanan dan menentukan titik titik ledakan agar korban bisa sebanyak-banyaknya," terang Eko.

Eko menambahkan, pelaku yang ditangkap petugas merupakan laskar khusus FPI yang sudah dilatih atau dipersiapkan. Mulanya, mereka ditugaskan untuk mengawal langsung Rizieq Shihab namun terkendala saat junjungannya ditangkap pihak berwajib.

Ratusan bom yang disita petugas rencananya dikirim ke berbagai cabang FPI di Indonesia. Bukan Hanya itu, masing-masing cabang diminta juga menyiapkan takjil atau dalam bahasa FPI sebagai alat peledak atau bom.

"Jadi mereka semua tinggal menunggu waktu dan aba-aba untuk bergerak serentak. Momennya sedang dicari, para pentolan laskar khusus di berbagai daerah sudah siaga menunggu perintah. Sepertinya momen persidangan Rizieq akan jadi momentum yang mereka pilih,"

"Target adalah membunuh semua anggota TNI dan Polri yang bisa mereka temui. Selain itu mereka juga akan meledakan beragam SPBU agar terjadi kekacauan besar di berbagai kota dan target peledakan lainnya adalah tokoh-tokoh milik warga Tionghoa," beber Eko.

Lantas siapa yang mengkomandoi para laskar khusus ini untuk bergerak? Sementara Imam Besar Rizieq Shihab tengah sibuk di pengadilan dan Sobri Lubis sebagai Ketua FPI mendekam di tahanan? 

"Di struktur FPI hanya tinggal satu pentolan yang masih bebas berkeliaran. Ya namanya Munarman, posisinya sebagai Sekjen FPI," terang Eko.