JAKARTA - Dua warga Desa Mas'ade di utara Dataran Tinggi Golan, ditangkap karena melakukan misi mata-mata atas nama Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, kata Shin Bet dan polisi.
Tersangka, Tahrir Safadi dan Bassem Safadi, seorang ayah dan anak, ditangkap pada bulan November atas dugaan mereka "direkrut oleh elemen Iran untuk melakukan kejahatan spionase dan kontak dengan agen asing selama perang," kata Shin Bet, dikutip dari The Times of Israel 6 Desember.
Penyelidikan menemukan, Tahrir (21) yang merupakan mahasiswa teknik perangkat lunak, terlibat dalam misi mata-mata untuk Iran dan apa yang disebut Poros Perlawanan dalam beberapa tahun terakhir, atas permintaan ayahnya, Bassem.
Shin Bet mengatakan, dia akan mengumpulkan informasi tentang aktivitas IDF di wilayahnya, Dataran Tinggi Golan, yang kemudian diserahkan kepada Hussam as-Salam Tawfiq Zidan, seorang jurnalis di Jaringan Berita Al-Alam milik pemerintah Iran.
Zidan tinggal di Damaskus dan bekerja untuk divisi Palestina di Pasukan Quds, menurut Shin Bet. Unit tersebut bertanggung jawab untuk membantu kelompok teror Palestina dalam melakukan serangan.
Tahrir dan Bassem diperintahkan oleh pengurus Pasukan Quds mereka, Zidan, untuk melakukan berbagai misi, termasuk mengambil foto pasukan, pergerakan tank, peralatan, dan detail lainnya, kata badan keamanan tersebut.
Hari ini, dakwaan diajukan terhadap Tahrir Safadi, menuduhnya melakukan "kejahatan spionase yang serius."
Ayahnya, Bassem, akan ditahan dalam penahanan administratif karena "tidak adanya alternatif proses pidana, dan mengingat risikonya yang tinggi terhadap keamanan negara dan perdamaian publik," kata Shin Bet.
BACA JUGA:
Dalam beberapa bulan terakhir, Shin Bet telah mengumumkan serangkaian dugaan rencana Iran, di mana Teheran telah mencoba menipu warga Israel secara daring agar melakukan misi, atau merekrut orang Israel untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang tokoh-tokoh penting, target militer dan situs-situs lainnya.
"Penyelidikan kasus ini sekali lagi mengungkap fakta elemen-elemen Poros, yang dipimpin oleh Iran, berupaya memajukan aktivitas teror di Israel dan mengeksploitasi penduduk Negara Israel untuk kegiatan spionase," kata badan tersebut.
Shin Bet dan polisi menambahkan, mereka memandang kasus ini, dan setiap kontak lain oleh warga Israel dengan elemen-elemen Iran, sebagai "serius."