JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Hari Kamis, Suriah harus segera melibatkan rakyatnya dan "segera" menemukan "solusi politik" untuk perang saudara di negara itu, seraya menambahkan Turki berupaya meredakan ketegangan dan melindungi warga sipil.
"Rezim Suriah harus segera melibatkan rakyatnya sendiri untuk bekerja menuju solusi politik yang komprehensif," katanya dalam panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menurut pernyataan yang dirilis oleh Direktorat Komunikasi, dilansir dari Daily Sabah 6 Desember.
Turki telah menjadi rumah bagi sekitar tiga juta pengungsi Suriah sejak perang dimulai pada tahun 2011. Presiden Erdogan sendiri telah mengadakan sejumlah diskusi dengan para pemimpin lain mengenai krisis tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Menyoroti, konflik telah mencapai "tahap baru," ia mengatakan kepada Kepala PBB, "keinginan terbesar Turki adalah agar Suriah tidak terlibat dalam ketidakstabilan yang lebih besar dan melihat lebih banyak korban sipil."
Ia menegaskan, Ankara telah berusaha keras untuk meredakan ketegangan, melindungi warga sipil, membuka jalan bagi proses politik dan berjanji akan terus melakukannya.
Sementara itu, Sekjen Guterres mengatakan ia memberi tahu Presiden Erdogan tentang "kebutuhan mendesak untuk akses kemanusiaan segera bagi semua warga sipil yang membutuhkan dan kembali ke proses politik yang difasilitasi PBB untuk mengakhiri pertumpahan darah."
"Semua pihak berkewajiban berdasarkan hukum internasional untuk melindungi warga sipil," katanya kepada wartawan pada hari Kamis.
Lebih jauh ia mengatakan, konflik yang meningkat adalah hasil dari "kegagalan kolektif kronis" diplomasi, saat ia menyerukan diakhirinya pertempuran.
"Kita melihat buah pahit dari kegagalan kolektif kronis dari pengaturan de-eskalasi sebelumnya untuk menghasilkan gencatan senjata nasional yang sejati atau proses politik yang serius untuk menerapkan resolusi Dewan Keamanan," katanya.
"Setelah 14 tahun konflik, sudah saatnya bagi semua pihak untuk terlibat secara serius dengan Geir Pedersen, Utusan Khusus saya untuk Suriah, untuk akhirnya memetakan pendekatan baru, inklusif, dan komprehensif untuk menyelesaikan krisis ini sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan 2254," jelas Guterres.
BACA JUGA:
Diketahui, resolusi yang diadopsi oleh Dewan Keamanan pada tahun 2015 tersebut menetapkan peta jalan untuk transisi politik di Suriah.
Diberitakan sebelumnya, kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi al-Qaeda, melancarkan serangan baru dari benteng mereka di Suriah barat laut minggu lalu.
Selama akhir pekan, pemberontak merebut Aleppo, kota terbesar kedua di negara itu, sebelum bergerak ke selatan dan memasuki Kota Hama pada Hari Kamis.