Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyebut Jakarta berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga akhir tahun 2024. Hal ini diungkapkan setelah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Diprediksi, curah hujan tinggi terjadi pada tanggal 6 sampai 9 Desember 2024. Selanjutnya, pada pertengahan bulan hingga akhir Desember, intensitas hujan di Jakarta juga diperkirakan cukup tinggi.

Jakarta, lanjut Teguh, berpotensi mengalami banjir dengan volume yang cukup besar, seperti yang terjadi saat lima tahun lalu, yakni pada awal tahun 2020.

"Bahkan wanti-wanti kemungkinan bisa menjadi siklus lima tahunan, seperti tahun 2020," ucap Teguh kepada wartawan, Jumat, 6 Desember.

Maka dari itu, Pemprov DKI lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berencana untuk melakukan rekayasa cuaca untuk menekan dampak banjir Jakarta dalam beberapa waktu ke depan.

"Pemprov DKI akan berupaya untuk melakukan rekayasa cuaca. Yang pertama dengan menggunakan dana yang sudah ada, jadi di BPBD, untuk hari-hari ini. Ini sudah mulai dibahas bersama, sehingga mudah-mudahan besok lusa sudah bisa ditetapkan," jelas Teguh.

Setelahnya, Pemprov DKI akan berkoordinasi dengan BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengkaji kebutuhan rekayasa cuaca lanjutan pada pertengahan hingga akhir Desember nanti.

Jika diperlukan, Pemprov DKI akan menggunakan anggaran tambahan yang diambil dari alokasi belanja tidak terduga (BTT) untuk kembali melakukan modifikasi cuaca.

"Tentu saja kita akan menghitung dulu, berapa banyak rekayasa cuaca yang akan kita lakukan, sehingga nantinya akan berdampak pada berapa anggaran yang akan kita perlukan," urai Teguh.

"Tapi karena menggunakan dana BTT, maka kita harus ada pernyataan status darurat. Nah, ini sedang kita jajaki dan kita koordinasikan," imbuh dia.