JAKARTA - Pemberontak Suriah merebut kota penting Hama, membawa kemenangan besar bagi pemberontak setelah serangan cepat di Suriah utara.
Peristiwa ini memberikan pukulan baru terhadap Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya Rusia dan Iran.
Tentara Suriah mengatakan mereka dikerahkan ke luar kota untuk menyelamatkan nyawa warga sipil dan mencegah pertempuran di perkotaan.
Pemberontak mengatakan mereka bersiap untuk terus bergerak ke selatan menuju Homs, kota persimpangan besar Suriah yang menghubungkan ibu kota Damaskus ke utara dan pantai.
“Waktunya telah tiba,” kata ruang operasi pemberontak dalam unggahan online, menyerukan warga kota untuk bangkit dalam revolusi dilansir Reuters, Kamis, 5 Desember.
Televisi Al Jazeera menyiarkan apa yang dikatakannya sebagai tayangan pemberontak di Hama, beberapa dari mereka menyapa warga sipil di dekat bundaran sementara yang lain mengendarai kendaraan militer dan moped.
Para pemberontak merebut kota utama Aleppo di utara pekan lalu dan sejak itu terus bergerak ke selatan dari daerah kantong mereka di barat laut Suriah. Pertempuran telah terjadi di desa-desa di luar Hama selama dua hari.
BACA JUGA:
Direbutnya Kota Hama yang berada di tangan pemerintah selama perang saudara yang dipicu oleh pemberontakan melawan Assad pada tahun 2011, akan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Damaskus dan ketakutan akan berlanjutnya pergerakan pemberontak ke selatan.
Assad sangat bergantung pada dukungan Rusia dan Iran selama tahun-tahun konflik yang paling intens, membantunya merebut kembali sebagian besar wilayah dan kota-kota terbesar sebelum garis depan dibekukan pada tahun 2020.
Runtuhnya pasukan pro-pemerintah di Suriah utara selama seminggu terakhir menggarisbawahi masalah yang dihadapi aliansi tersebut sejak saat itu.