Bima Arya Sebut 3 Waktu Krusial Terjadi Kerumunan Selama Ramadan, Salah Satunya Usai Salat Tarawih
Wali Kota Bogor Bima Arya (ANTARA/Foto: Riza Harahap)

Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut ada tiga waktu yang krusial dan berpotensi terjadi kerumunan warga selama bulan Ramadan, sehingga harus diawasi dan diantisipasi.

"Ketiga waktu tersebut adalah, menjelang berbuka puasa, setelah Salat Tarawih dan menjelang sahur," kata Bima Arya, usai memimpin apel gabungan Operasi Kurma Raya 2021 di Lapangan Pusdikzi TNI AD, di Kota Bogor, dilansir Antara, Selasa, 13 April.

Bima Arya mengingatkan aparatur di wilayah itu untuk terus mengawasi warga di wilayahnya tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Kita tidak boleh lengah dan kecolongan. Harus terus diantisipasi. Koordinasikan semua. Jika ada indikasi kerumunan yang berlebihan, segera koordinasikan ke atas," katanya.

Menurut Bima, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor sepakat untuk terus fokus mengawasi protokol kesehatan. "Forkopimda membentuk tim gabungan dari tingkat kota sampai ke tingkat wilayah," kata Bima.

Wali kota menegaskan, penularan COVID-19 di Kota Bogor sudah menurun secara signifikan dan sudah bisa dikendalikan. "Jangan sampai selama Ramadan dan libur Lebaran, terjadi lonjakan kasus COVID-19 lagi," ujar dia.

Bima Arya juga mengingatkan warga Kota Bogor untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Mari kita jaga bersama situasi di Kota Bogor, jangan sampai terjadi lonjakan kedua kasus COVID-19," katanya.

Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor menargetkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bisa menyelesaikan penyuntikan vaksin kepada 109.000 orang sasaran sampai akhir Juni 2021.

Namun, target pelaksanaan vaksinasi tersebut, kata dia, saat ini menjadi persoalan karena terjadi kendala distribusi vaksin di tingkat internasional. "Di satu sisi, pemerintah daerah diminta menggenjot vaksinasi, tapi di sisi lain stok vaksin terbatas," kataya.

Menurut Bima, jika pengawasan protokol kesehatan di Kota Bogor tidak dilakukan secara intensif dan ketat selama bulan Ramadan hingga Lebaran, maka dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus COVID-19 lagi, sedangkan stok vaksin terbatas. "Kondisi ini rawan sekali. Aparatur di wilayah harus ketat dan tegas mengawasinya," katanya.