JAKARTA - Diplomat tinggi Israel menyambut baik pencabutan pengakuan terhadap UNRWA, mengatakan negaranya akan bekerja sama dengan kelompok bantuan kemanusiaan lainnya.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyambut baik pencabutan perjanjian tahun 1967 oleh Israel, perjanjian yang menjadi dasar hubungan Israel dengan badan PBB untuk pengungsi Palestina.
"Meskipun ada banyak bukti yang kami serahkan ke PBB yang mendukung infiltrasi Hamas ke UNRWA, PBB tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki situasi," kata Dubes Danon dalam unggahan di media sosial, melansir The Times of Israel 4 November.
"Negara Israel akan terus bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan tetapi tidak dengan organisasi yang mempromosikan terorisme terhadap kami," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel secara resmi memberi tahu PBB, negara itu menarik diri dari perjanjian tahun 1967 yang mengakui badan pengungsi Palestina UNRWA, setelah Knesset meloloskan undang-undang untuk membatasi secara ketat operasi badan tersebut di Israel dan wilayah pendudukan.
Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Jacob Blitshtein mengirim surat kepada Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang dari Kamerun, memberitahukan "Israel akan terus bekerja sama dengan mitra internasional, termasuk badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya, untuk memastikan fasilitasi bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza dengan cara yang tidak membahayakan keamanan Israel. Israel mengharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berkontribusi dan bekerja sama dalam upaya ini."
Minggu lalu, Knesset meloloskan RUU yang melarang UNRWA beroperasi dari wilayah Israel dan melarang badan-badan pemerintah Israel bekerja sama dengan UNRWA. RUU tersebut akan berlaku dalam tiga bulan mendatang.
BACA JUGA:
"UNRWA — organisasi yang stafnya berpartisipasi dalam pembantaian 7 Oktober dan banyak stafnya adalah anggota Hamas — adalah bagian dari masalah di Jalur Gaza dan bukan bagian dari solusi,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz sebelumnya.
"PBB disodori bukti tak berujung tentang anggota Hamas yang bekerja di UNRWA dan tentang penggunaan fasilitas UNRWA untuk tujuan teror dan tidak ada tindakan apa pun terkait hal itu," tambahnya.