Bagikan:

JAKARTA - Israel resmi mengakhiri hubungannya dengan badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) mulai hari ini, namun mengatakan akan tetap melanjutkan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Galur Gaza, Palestina.

Dalam unggahannya di media sosial X Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Oren Marmorstein menuliskan, UNRWA merupakan organisasi yang dipenuhi dengan aktivitas teror Hamas.

"Inilah sebabnya, mulai tanggal 30 Januari dan sesuai dengan hukum Israel, Israel tidak akan melakukan kontak dengan UNRWA," tulisnya di X seperti dikutip 30 Januari.

"Israel tetap berkomitmen untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan ke Gaza sesuai dengan hukum internasional dan kerangka kerja pembebasan sandera," lanjutnya.

Lebih jauh, ia mengklaim Israel memfasilitasi lebih banyak truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dari yang disepakati.

"Ada beberapa organisasi alternatif untuk UNRWA, termasuk badan-badan PBB, LSM internasional dan negara-negara asing, yang sudah beroperasi untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, dan peran mereka hanya akan meningkat," tulisnya.

Kemarin, juru bicara Pemerintah Israel David Mencer mengatakan dalam jumpa pers, dalam waktu 48 jam, Israel akan menutup semua kantor UNRWA, menghentikan komunikasi dengan anggota organisasi tersebut, dan melarang kegiatannya di negara tersebut, dikutip dari TASS.

Pada tanggal 25 Januari, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon memberi tahu Sekretaris Jenderal PBB, UNRWA harus menghentikan semua kegiatannya di Israel paling lambat tanggal 30 Januari.

Sementara itu, juru bicara resmi Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan, keputusan otoritas pendudukan Israel untuk menghentikan kegiatan UNRWA ditolak dan dikutuk, serta merupakan provokasi terhadap rakyat Palestina, bertentangan dengan resolusi PBB yang menjadi dasar pembentukan badan tersebut, dikutip dari WAFA.

Diketahui, Parlemen Israel (Knesset) mengesahkan RUU yang melarang kegiatan UNRWA di wilayah negara tersebut dan berdampak pada wilayah Palestina yang diduduki.

RUU tersebut disusun menyusul laporan adanya staf UNRWA yang berpartisipasi dalam serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

Israel telah berulang kali menegaskan bahwa banyak karyawan UNRWA memiliki hubungan dengan sayap militer Hamas.