Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah menelan dana tidak kurang dari Rp123,26 triliun hingga 1 April 2021.

Capaian tersebut setara dengan 17,6 persen dari keseluruhan alokasi dana PEN 2021 yang sebesar Rp699,43 triliun.

“Perjuangan Indonesia untuk memulihkan kesehatan dan membangkitkan ekonomi dari pandemi Covid-19 masih terus berlanjut,” ujarnya dalam sebuah webinar, Rabu, 7 April.

Airlangga menambahkan, perjalanan 2021 akan menjadi tahun penuh tantangan dan peluang, serta tahun pemulihan ekonomi nasional dan global.

“Ini saat yang tepat kembali bekerja, mengembangkan usaha, dan optimistis memanfaatkan peluang,” tuturnya.

Adapun, agenda besar lain yang disebut Airlangga adalah reformasi struktural melalui UU 11/2020 tentang Cipta Kerja. Menurut dia, UU Cipta Kerja akan menjadi jembatan antara program mitigasi COVID-19 dan reformasi struktural jangka panjang.

Pemerintah juga disebutnya telah membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI), serta mengeluarkan kebijakan penurunan tarif PPh Badan untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

“Untuk menstimulasi permintaan masyarakat kelas menengah, pemerintah juga telah memberikan insentif bagi sektor yang memiliki multiplier effect besar bagi perekonomian yaitu otomotif dan properti,” katanya Menko Perekonomian.

Untuk diketahui, anggaran PEN tahun ini jauh lebih besar 20 persen dari realisasi sepanjang 2020 yang tercatat sebesar Rp579,78 triliun.

Dalam pengalokasiannya, bujet tersebut disebar ke lima sektor prioritas, yaitu kesehatan Rp176,3 triliun, perlindungan sosial Rp157,4 triliun, dukungan bagi UMKM dan koperasi Rp184,8 triliun. Lalu, insentif usaha Rp58,4 triliun, serta program prioritas Rp122,4 triliun.