Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat penambahan jumlah daerah yang terdampak bencana banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebelumnya dilaporkan banjir bandang di Flores Timur, saat ini tercatat ada 10 kabupaten dan 1 kota yang terdampak banjir yang juga cukup parah. Saat ini, tercatat telah ada 68 warga yang menjadi korban meninggal dunia.

Daerah tersebut adalah Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyebut data tersebut dihimpun setelah petugas melakukan evakuasi hingga Senin, 5 April pukul 14.00 WIB.

"Data meninggal dunia masih dalam proses pendataan dan masih dinamin, yang kami himpun dari semua wilayah terdampak ada 68 orang meninggal dunia," kata Raditya, Senin, 5 April.

Rinciannya, korban meninggal dunia terbanyak di Kabupaten Flores Timur sebanyak 44 jiwa, lalu korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata 11 jiwa, di Kabupaten Alor 11 jiwa, dan di Kabupaten Ende 2 jiwa.

"Ini masih dinamis, masih ada orang yang masih hilang sekitar 70 orang dengan rincian 26 di Flores Timur, 16 di Lembata, dan 28 di Alor)," ujar dia.

Ada pun kerugian materiil berupa 25 unit rumah rusak berat, 114 unit rumah rusak sedang, 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam, 743 unit rumah terdampak, 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 1 fasilitas umum terdampak, san 1 kapal tenggelam.

"Selain itu, tercatat ada 15 orang luka-luka dan 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa yang terdampak banjir," tuturnya.

Presiden Joko Widodo sudah meminta jajarannya bergerak cepat dalam menanggulangi banjir di NTT. Namun, Kepala BNPB Doni Monardo mengalami kendala perjalanan menuju lokasi bencana akibat cuaa buruk.

Sebenarnya, Doni Monardo beserta rombongan kementerian dan lembaga berencana melanjutkan perjalanan dari Bandara Fraks Seda Maumere menuju Larantuka, lalu lanjut ke Pulau Adonara pagi ini. 

Seharusnya, saat ini rombongan akan terbang lagi ke larantuka. Namun, cuaca di Larantuka juga tidak memungkinkan untuk dilakukan penerbangan. Sehingga, Doni memutuskan untuk menggunakan rute jalur darat.

"Kemudian, penyeberangannya ke Adonara akan melihat situasi, masih bisa pada hari ini atau tidak. Kalau tidak, maka kami akan menunggu sampai dengan cuaca bagus," jelasnya.

Dalam rangka percepatan dan penanganan bencana banjir bandang di Flores Timur, Doni juga membawa beberapa bantuan yang akan diserahkan. Bantuan itu dibawa Doni langsung dari Jakarta bersama pesawat yang ditumpanginya.

Rincian jenis bantuan yang dikirimkan berupa; makanan siap saji sebanyak 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, alat tes cepat antigen 10.000 unit, masker kain 1.000 lembar dan masker medis 1.000 lembar.