Bagikan:

JAKARTA - Situasi di dalam pesawat Qantas baru-baru ini menjadi heboh, ketika sebuah film dengan rating R diputar di semua layar pesawat.

Maskapai penerbangan itu dalam sebuah pernyataan mengonfirmasi kepada CNN, seperti dikutip 8 Oktober, penumpang dalam penerbangan dari Sydney ke Bandara Haneda Tokyo minggu lalu tidak dapat memilih film secara individual karena masalah teknis dengan sistem hiburan dalam pesawat.

"Awak pesawat kami memiliki daftar film yang terbatas yang dapat diputar di semua layar di pesawat dan berdasarkan permintaan dari sejumlah penumpang, sebuah film tertentu dipilih untuk seluruh penerbangan," kata pernyataan tersebut.

Meskipun Qantas tidak menyebutkan nama film tersebut dalam pernyataannya, beberapa foto layar dalam pesawat yang diposting di media sosial oleh pengguna yang mengaku berada dalam penerbangan tersebut menunjukkan bahwa film tersebut adalah "Daddio".

Film drama tahun 2023 yang dibintangi oleh Dakota Johnson dan Sean Penn ini diberi peringkat R oleh Asosiasi Film Amerika Serikat "karena bahasa yang digunakan, materi seksual, dan ketelanjangan grafis yang singkat."

Menurut unggahan dari seorang pengguna Reddit yang dilaporkan berada dalam penerbangan tersebut, selain ketelanjangan, film ini juga menampilkan "banyak pesan seks, jenis pesan seks yang membuat Anda benar-benar bisa membaca teks di layar tanpa memerlukan headphone."

"Butuh waktu hampir satu jam sebelum mereka beralih ke film yang lebih ramah anak, tetapi itu sangat tidak nyaman bagi semua orang, terutama dengan keluarga dan anak-anak di dalam pesawat," kata unggahan tersebut, yang menyertakan gambar teks telepon yang ditampilkan dalam film tersebut, mencatat bahwa penumpang tidak dapat menghentikan atau mematikan layar mereka.

Dalam pernyataannya, Qantas mengatakan, kru pesawat pada awalnya berusaha untuk memperbaiki layar bagi pelanggan yang tidak ingin menonton film tersebut. Setelah dikonfirmasi bahwa hal ini tidak memungkinkan, mereka kemudian mengganti dengan film anak-anak.

Pihak maskapai mengatakan awak kabin telah meminta maaf kepada para penumpang, "terutama mereka yang telah mengeluh tentang konten film tersebut" dan akan menindaklanjutinya.

"Film tersebut jelas tidak cocok untuk diputar selama penerbangan dan kami dengan tulus meminta maaf kepada pelanggan atas pengalaman ini," kata juru bicara Qantas.

"Semua layar diganti dengan film yang ramah keluarga untuk sisa penerbangan, yang merupakan praktik standar kami untuk kasus-kasus yang jarang terjadi di mana pemilihan film secara individu tidak memungkinkan. Kami sedang meninjau bagaimana film tersebut dipilih," tambahnya.