Bagikan:

JAKARTA - Di tengah melonjaknya angka penyebaran COVID-19, negara-negara dunia mulai memilih opsi penutupan akses wilayah atau lockdown sebagai langkah menahan laju penyebaran COVID-19. Salah satu negara yang baru saja menerapkan lockdown adalah Spanyol.

Sabtu, 28 Maret, pemerintah Spanyol mengumumkan kebijakan lockdown yang lebih ketat. Masyarakat dipaksa tinggal di dalam rumah selama dua minggu ke depan, terhitung sejak 30 Maret hingga 9 April.

Seperti dilansir Reuters, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengungkap langkah lockdown diambil guna memerangi COVID-19 di Spanyol. Apalagi, Spanyol termasuk dalam negara yang terkena dampak terburuk kedua di Eropa setelah Italia.

"Keputusan ini memungkinkan kami untuk mengurangi jumlah angka mereka yang tertular COVID-19 ke dalam jumlah jauh lebih besar," kata Sanchez.

Opsi lockdown diambil sebagai langkah lanjutan setelah otoritas sebelumnya mengimbau sekolah, bar, restoran, dan toko-toko untuk tutup sejak 14 Maret. Langkah berupa imbauan tempo hari juga meminta sebagian besar warga negaranya tinggal di rumah sembari menerapkan physical distancing.

Untuk itu, selama beberapa hari ke depan, Spanyol akan membicarakan upaya kolektif lain yang dapat diambil dalam rangka melawan COVID-19. Salah satu wacana yang muncul adalah beberapa langkah baru yang kemungkinan bergulir dalam waktu yang panjang dan berefek memperpanjang liburan Paskah.

Menariknya, Sanchez juga menjanjikan tiap pekerja akan menerima gaji seperti biasa. Namun, dengan syarat tiap pekerja harus mengganti waktu yang hilang di kemudian harinya. Semua gebrakan yang diambil pemerintah Spanyol dilakukan sebagai respons 832 kematian karena COVID-19 baru yang terjadi hanya dalam satu malam.