Bagikan:

NTT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan erupsi di puncak Gunung Ile Lewotolok sudah tidak terlihat lagi pada periode 16-31 Agustus 2024.

"Namun dari hasil pengamatan erupsi terakhir, potensi lontaran lava pijar dapat menjangkau sekitar 500 meter keluar dari kawah," kata Kepala PVMBG Hadi Wijaya dalam keterangannya, Jumat 6 September, disitat Antara.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan hasil evaluasi pemantauan terhadap gunung di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih berstatus Level II atau Waspada itu.

Dia mengatakan bahwa secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan dengan gempa-gempa hembusan masih mendominasi rekaman.

Hal ini terbukti selama periode 16 hingga 31 Agustus 2024 hanya terdapat 274 kali gempa hembusan di puncak gunung tersebut.

Selain itu juga terjadi dua kali gempa harmonik, 17 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, serta 31 kali gempa tektonik jauh.

Sementara itu berdasarkan data pengukuran deformasi dengan electronic distance measurement (EDM) pada periode 16 hingga 31 Agustus menunjukkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan naik di titik ukur LWT1 dan datar di titik ukur LWT2.

Lebih lanjut, kata dia, aliran lava baru di bagian selatan dan tenggara gunung tidak mengalami perubahan jarak hingga saat ini.

Kemudian juga aliran lava ke arah tenggara terjauh masih berada pada jarak lebih kurang 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah selatan.

Namun, walaupun dalam kondisi aman, masyarakat tetap harus waspada khususnya warga yang berada di bawah kaki gunung.

Pihaknya merekomendasikan agar masyarakat di sekitar kaki gunung seperti masyarakat di Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dari bagian timur puncak.

Selanjutnya bagi masyarakat Desa Jontona dan Todanara diimbau untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 kilometer dari pusat erupsi.