Bagikan:

NTT - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) alami peningkatan usai statusnya diturunkan dari Siaga menjadi Waspada beberapa hari terakhir.

"Aktivitas kegempaan naik berupa gempa embusan abang. Terpantau beberapa hari belakangan ini," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian, Selasa 17 Januari, disitat Antara.

Arakian mengatakan aktivitas kegempaan di Gunung Ile Lewotolok naik tidak siginifikan usai sempat erupsi pada November 2020 lalu.

Dia mengatakan, setelah keluarnya perubahan status di Gunung Ile Lewotolok dari Siaga menjadi Waspada pada awal Januari lalu, sudah dua kali terjadi erupsi sebanyak dua kali.

"Tinggi embusannya mencapai 400 meter di atas puncak kawah, yang disertai dengan gemuruh lemah dan ada lava pijar," tambahnya.

Erupsi pertama dengan ketinggian lava pijar mencapai 400 meter terjadi pada Sabtu 7 Januari. Sementara erupsi kedua terjadi pada Senin 16 Januari malam pukul 20.35 WITA.

Arakian menambahkan walaupun status gunung Ile Lewotolok dalam status Waspada, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung itu.

Sementara itu masyarakat yang berada di bawah kaki gunung seperti masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung tersebut.

Di samping itu mengingat saat ini curah hujan masih sangat tinggi masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi.