Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata memantau Gunung Api Ilw Lewotolok, Nusa Tenggara Timur, masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya sejak kembali bererupsi pada Desember 2020 hingga hari ini.

Berdasarkan data dihimpun dari hasil koordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi gunungapi Ile Lewotolok dapat terjadi hingga 26 kali dalam sehari.

“Peningkatan sejak awal bulan ini. Bahkan sebelumnya sudah dua minggu bisa 25 hingga 26 kali erupsi per hari,’ kata Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Lembata Geril H Noning dalam keterangannya, Jumat, 8 Oktober.

Geril menuturkan, gunung yang berada di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata ini rata-rata mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian antara 300 sampai 800 meter dari puncak.

Hujan abu vulkanik yang turun dari gunung berketinggian 1.432 MDPL itu sambung Gerilpernah berdampak ke sejumlah wilayah penyangga gunungapi tersebut.

Namun, warga tetap tenang dan dapat menyesuaikan diri serta sudah mengikuti arahan dari pihak yang berwenang. “Masyarakat sudah ready dengan kondisi itu dan apabila terjadi apa-apa,” ungkap dia.

Untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dalam rangka mitigasi dan penguatan kapasitas, BPBD Kabupaten Lembata telah aktif memberikan sosialisasi terkait erupsi Ile Lewotolok.

"BPBD Kabupaten Lembata juga telah menyiapkan tempat pengungsian masyarakat dan memberikan sosialisasi kepada mereka apa yang diperlukan serta bagaimana untuk mencapai tempat-tempat pengungsian tersebut apabila memang diperlukan evakuasi terkait erupsi," jelasnya.

Di samping itu, BPBD Kabupaten Lembata juga terus memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu waspada apabila terjadi hujan di bagian puncak gunungapi Ile Lewotolok. Sebab, hal ini dapat mengakibatkan lahar dingin. Hingga saat ini status Ile Lewotolok masih berada pada level III atau "waspada".