Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat pada Hari Senin menuduh Iran meluncurkan operasi siber terhadap kampanye dua kandidat Presiden, Donald Trump dan Kamala Harris, menargetkan publik Amerika dengan operasi pengaruh yang bertujuan untuk mengobarkan perselisihan politik.

"Kami telah mengamati aktivitas Iran yang semakin agresif selama siklus pemilihan ini," kata pernyataan FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur, yang mengawasi pertahanan sistem komputer pemerintah, melansir Reuters 20 Agustus.

Pernyataan tersebut mengonfirmasi tuduhan yang dibuat awal bulan ini oleh calon presiden dari Partai Republik Trump, Iran meretas salah satu situs webnya, yang memicu penyelidikan FBI.

Saat itu, Trump mengatakan Iran "hanya dapat memperoleh informasi yang tersedia untuk umum."

Iran, kata pernyataan AS, juga telah menargetkan kampanye Wakil Presiden Kamala Harris, yang akan secara resmi menerima nominasi presiden dari Partai Demokrat pada konvensi minggu ini.

Pernyataan AS tersebut mengatakan Iran telah melakukan operasi pengaruh yang menargetkan publik Amerika dalam upaya untuk mengobarkan perpecahan politik dan "operasi siber yang menargetkan kampanye presiden."

"Ini termasuk aktivitas yang baru-baru ini dilaporkan untuk mengkompromikan kampanye mantan Presiden Trump, yang oleh IC (komunitas intelijen) dikaitkan dengan Iran," lanjutnya.

Dikatakan, komunitas intelijen yakin agen Iran menggunakan rekayasa sosial dan cara lain "mencari akses ke individu dengan akses langsung ke kampanye presiden kedua belah pihak," kata pernyataan itu.

Aktivitas tersebut termasuk pencurian dan pengungkapan "yang dimaksudkan untuk memengaruhi proses pemilihan AS," pernyataan itu menambahkan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Terpisah, misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan yang menyebut tuduhan tersebut "tidak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum apa pun. Seperti yang telah kami umumkan sebelumnya, Republik Islam Iran tidak memiliki niat maupun motif untuk mencampuri pemilihan Presiden AS."