Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Hari Senin, Jerman harus menjawab semua pertanyaan yang diajukan Rusia terkait serangan teroris terhadap jaringan pipa Nord Stream.

"(Jerman) harus menjawab semua pertanyaan. Pertama, mereka harus berhenti menolak mentah-mentah untuk menyampaikan fakta yang tidak dapat mereka temukan. Ketika setidaknya sebagian dari informasi yang kami minta tidak diberikan melalui saluran resmi, tetapi muncul di artikel surat kabar, dan secara bersamaan di tiga, saya kira, majalah Jerman dan di Wall Street Journal di Amerika Serikat, ini menimbulkan pemikiran semua ini telah direncanakan sebelumnya," kata Menlu Lavrov kepada harian Izvestia, melansir TASS 19 Agustus.

Lebih jauh Ia menunjukkan, Ukraina tidak akan mampu melakukan serangan terhadap Nord Stream tanpa dukungan Amerika Serikat.

"Sekarang kita menyaksikan upaya untuk menyalahkan semuanya pada sekelompok petugas mabuk yang, bersama dengan pengusaha yang berpesta dengan mereka, menyewa seseorang atau memutuskan untuk belajar keterampilan menyelam sendiri. Ini tidak serius," kata Lavrov.

"Bahkan jika salah satu orang yang disebutkan dalam pers Jerman, warga Ukraina, entah bagaimana terlibat dalam hal ini, jelas bahwa mereka tidak mungkin melakukannya sendirian. Jelas bahwa serangan teroris semacam itu memerlukan perintah dari atas, dari atas sekali, seperti yang kita katakan, dan atasan bagi Barat tentu saja adalah Washington," urainya.

Menlu Lavrov yakin, "seluruh operasi ini dirancang untuk mengalihkan perhatian publik baik di Jerman maupun di seluruh dunia dari pelaku sebenarnya, pelaku kejahatan, dan penerima manfaat akhir dari tindakan teroris ini."

"Kami akan menuntut penyelidikan internasional yang transparan," tegasnya.

"Ini adalah aib bagi Jerman untuk diam saja menerima bagaimana negara itu dirampas basis jangka panjang pasokan energi dan, akibatnya, kemakmuran ekonomi, yang, secara umum, merupakan kunci pembangunannya selama beberapa dekade dalam bentuk pasokan gas Rusia dengan harga terjangkau. Jerman (menelan) ini secara diam-diam, tanpa komentar apa pun," tandasnya.

Kantor berita negara Rusia RIA pada Hari Senin melaporkan, Rusia telah mengajukan komplain kepada Jerman atas penyelidikan ledakan jaringan pipa gas Nord Stream, setelah seorang tersangka utama lolos dari penangkapan di Polandia.

Media Jerman melaporkan minggu lalu, jaksa penuntut Jerman telah mengidentifikasi seorang instruktur selam Ukraina sebagai tersangka dalam serangan sabotase Nord Stream dan telah mengeluarkan surat perintah untuk menangkapnya di Polandia.

Polandia menerima surat perintah Jerman, tetapi tersangka telah meninggalkan negara itu karena Jerman tidak memasukkan namanya dalam basis data orang yang dicari, jaksa penuntut Polandia mengatakan kepada Reuters.

Moskow yakin penyelidikan Jerman akan ditutup tanpa mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab, lapor RIA mengutip Oleg Tyapkin, kepala departemen Eropa di Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Kami telah mengangkat masalah Jerman dan negara-negara lain yang terkena dampak untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah konvensi antiteroris PBB," kata Tyapkin.

"Kami telah secara resmi membuat klaim yang sesuai tentang masalah ini secara bilateral, termasuk ke Berlin," lanjutnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman menolak pengaduan tersebut.

"Kami sedang berhubungan dengan otoritas Rusia," katanya, tanpa menjelaskan secara rinci tentang penyelidikan yang sedang berlangsung.

Diketahui, Pipa Nord Stream 1 dan 2 senilai miliaran dolar yang mengangkut gas di bawah Laut Baltik pecah akibat serangkaian ledakan pada September 2022, tujuh bulan setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Rusia telah berulang kali mengatakan serangan itu dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang dibantah oleh keduanya.