Bagikan:

JAKARTA - Presiden Xi Jinping mengatakan, China selalu menganggap Vietnam sebagai prioritas, usai kedua negara menandatangani 14 dokumen kerja sama, mulai dari jalur kereta api lintas batas hingga ekspor buaya pada Hari Senin, saat Ia menerima Presiden Vietnam To Lam di Beijing.

Kunjungan Presdien Lam ke Beijing, perjalanan luar negeri pertamanya sejak ia diangkat menjadi ketua partai awal bulan ini, menandakan keinginan antara kedua negara tetangga itu untuk memperkuat hubungan, seiring dengan meningkatnya perdagangan dan investasi, meskipun sesekali terjadi bentrokan mengenai batas wilayah di Laut Cina Selatan.

"China selalu menganggap Vietnam sebagai prioritas dalam diplomasi tetangganya, dan mendukung Vietnam dalam mematuhi kepemimpinan Partai, mengambil jalur sosialis yang sesuai dengan kondisi nasionalnya, dan memperdalam tujuan reformasi dan modernisasi sosialis," kata Presiden Xi, menggarisbawahi terjalinnya hubungan kerja yang baik dan persahabatan pribadi dengan Presiden Lam, melansir Reuters 19 Agustus.

Presiden Lam sendiri menggambarkan hubungan bilateral itu sebagai "prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Vietnam" dan menyebut perjalanannya ke Tiongkok sebagai "penegasan Partai dan Pemerintah Vietnam untuk menghargai hubungan dengan Tiongkok".

Kedua negara menandatangani dokumen tentang perencanaan dan studi kelayakan untuk rute kereta api standar, yang tampaknya merupakan langkah baru menuju peningkatan jaringan kereta api lintas batas, setelah kesepakatan awal tentang masalah tersebut ditandatangani selama kunjungan kenegaraan Presiden Xi ke Hanoi pada Bulan Desember.

Ketika itu, kedua negara mengatakan mereka akan mengerjakan konektivitas kereta api lintas batas, menyebutkan tiga proyek yang mencakup satu proyek yang menghubungkan melalui pegunungan Lao Cai di barat laut Vietnam ke kota pelabuhan Haiphong dan satu proyek potensial yang menghubungkan Shenzhen di Tiongkok ke Haiphong.

Pejabat Vietnam mengatakan, jaringan kereta api akan menjadi agenda utama ketika para pemimpin puncak bertemu.

Kedua negara terhubung oleh dua jalur kereta api dari Tiongkok selatan ke pusat industri dan ibu kota Vietnam di utara, Hanoi. Tetapi, infrastruktur Vietnam sudah ada sejak zaman kolonial Prancis dan memiliki ukuran yang berbeda dari kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok, yang memaksa penumpang dan barang untuk bertukar kereta di perbatasan.

Peningkatan jalur kereta api di sisi Vietnam dapat meningkatkan perdagangan dan investasi, karena semakin banyak pabrikan Tiongkok yang memindahkan beberapa operasi berorientasi ekspor ke Vietnam di tengah ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Dokumen lain yang ditandatangani mencakup kerja sama antara bank sentral, media, kesehatan, serta karantina dan inspeksi kelapa, buaya, dan durian.

Setelah penandatanganan, Presiden Xi dan Presiden Lam melanjutkan pembicaraan tentang isu-isu penting yang menjadi perhatian bersama sambil minum teh dalam "suasana yang ramah dan bersahabat", kata media resmi Tiongkok Xinhua.

Kedua negara akan mengeluarkan deklarasi bersama untuk lebih memperkuat kemitraan strategis mereka, kata Xinhua.

Presiden Lam tiba di China melalui Provinsi Guangzhou pada Hari Minggu, dalam kunjungan tiga hari yang akan mencakup pertemuan dengan Perdana Menteri Li Qiang dan pejabat tinggi Tiongkok lainnya.

Saat berada di Guangzhou, ia mengunjungi beberapa lokasi tempat mantan Presiden Ho Chi Minh melakukan kegiatan revolusioner.

Diketahui, Tiongkok dan Vietnam menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1950 dan menjalin kemitraan strategis kerja sama yang komprehensif pada tahun 2008, yang diperkuat bersama lima tahun kemudian untuk diperluas ke lebih banyak masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.