Bagikan:

JAKARTA - China, Tanzania dan Zambia menandatangani perjanjian awal revitalisasi jalur kereta berusia puluhan tahun, guna meningkatkan transportasi kereta api-laut di Afrika timur yang kaya sumber daya, kata media pemerintah Tiongkok Hari Rabu.

Presiden Xi Jinping menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tentang perbaikan jalur kereta api Otoritas Kereta Api Tanzania-Zambia (TAZARA) sepanjang 1.860 km (1.156 mil) dengan Presiden Tanzania dan Zambia, yang berada di Beijing untuk menghadiri Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

Jalur kereta api tunggal TAZARA dibangun antara tahun 1970 dan 1975 melalui pinjaman tanpa bunga dari Tiongkok. Relasi ini digunakan untuk rute transportasi kargo dari tambang tembaga dan kobalt Zambia ke laut di pantai Tanzania yang melewati Afrika Selatan dan bekas negara bagian Rhodesia, melansir Reuters 4 September.

Operasi komersial jalur tersebut, yang pada saat itu dicemooh oleh beberapa pemerintah Barat sebagai "rel kereta api bambu", dimulai pada tahun 1976.

Proyek yang berlangsung selama beberapa tahun tersebut melibatkan pembangunan dua lusin terowongan dan ratusan jembatan oleh puluhan ribu pekerja Tiongkok dan Afrika.

"Tiongkok bersedia menjadikan pertemuan puncak ini sebagai kesempatan untuk membuat kemajuan baru dalam revitalisasi jalur kereta api Tanzania-Zambia, bekerja sama untuk meningkatkan jaringan transportasi antarmoda kereta api-laut di Afrika Timur, dan membangun Tanzania menjadi zona demonstrasi untuk memperdalam kerja sama Sabuk dan Jalan Tiongkok-Afrika yang berkualitas tinggi," kata Presiden Xi, menurut media pemerintah.

Awal tahun ini, Bank Dunia menyetujui pembiayaan sebesar 270 juta dolar AS untuk membantu meningkatkan konektivitas antara dua negara bertetangga, Tanzania dan Zambia serta meningkatkan perdagangan regional.

Pada Bulan Februari, Beijing mengusulkan dukungan sebesar 1 miliar dolar AS untuk merehabilitasi jalur kereta api melalui model kemitraan publik-swasta.