Bagikan:

JAKARTA - China meluncurkan kereta peluru berkecepatan tinggi yang mampu beroperasi di tengah cuaca ekstrem pada 6 Januari lalu. Diberi nama CR400AF-G, kereta ini mampu mencapai kecepatan 350 kilometer per jam dalam suhu -40 derajat Celcius.

Kereta yang berasal dari seri Fuxing ini termasuk dalam kategori high-speed electric multiple-unit (EMU) yang dikembangkan dan dioperasionalkan oleh China State Railway Group.

Rencananya, kereta ini akan beroperasional di jalur berkecepatan tinggi yang baru dibangun untuk menghubungkan Beijing dengan kota-kota di timur laut seperti Shenyang dan Harbin, dimana kota terakhir terkenal dengan festival salju dan es tahunannya. Namun, belum jelas kapan kereta ini akan mulai dioperasionalkan.

Beroperasional di tengah cuaca ekstrem tentu bukanlah hal mudah, apalagi untuk kereta cepat. Tak heran jika kereta ini dibuat dengan menggunakan beberapa bahan baku pilihan, seperti baut yang tahan suhu ekstrem dan terbuat dari chromium-molybdenum, strip penyegel silikon yang bisa mencegah salju dan es masuk ke dalam kereta, pipa baja yang dilengkapi dengan pemanas hingga perangkat kontrol rem yang tahan suhu ekstrem.

Ilustrasi kereta cepat
Ilustrasi kereta cepat. (Steenium/Unsplash)

Kereta ini juga dilengkapi dengan desain resistensi rendah yang efisien, membantu mengurangi konsumsi energi, dengan bodi yang terbuat dari lightweight alumunium alloy.

"Jika kereta berhenti di Harbin, salah satu kota terdingin di China, selama satu jam. Sistem pengereman dapat dengan mudah beku, lantaran kereta berhenti bergerak. Sistem yang baru ini memungkinkan rem untuk bergerak dari waktu ke waktu, meski setelah kereta berhenti," jelas Direktur Pusat Kereta Peluru China Railway Beijing Group Zhou Song, seperti dilansir CNN dari China Daily.

Untuk diketahui, saat ini China menjadi 'rumah' bagi jaringan kereta api berkecepatan tinggi terbesar di dunia. Jalurnya membentang sepanjang lebih dari 37 ribu kilometer, dengan kereta komersil tercepat di dunia, Maglev Shanghai yang mampu melesat hingga 431 kilometer per jam.

Namun, China tidak sendirian. Jepang yang lebih dahulu memperkenalkan jaringan kereta cepat, juga menghadirkan kereta peluru untuk berjalan di kondisi ekstrem. Memiliki nomor seri N700S, kereta ini mampu berlari hingga 360 kilometer per jam, namun demi keamanan dibatasi sampai 285 kilometer per jam saja.

Kereta ini memiliki kontrol otomatis dan sistem pengereman yang ditingkatkan, dengan kemampuan berhenti lebih cepat dalam keadaan darurat. Kereta ini juga menjadi yang pertama dilengkapi sistem penggerak otomatis dengan tenaga baterai lithium-ion.

Dengan sistem ini, kereta bisa berjalan sendiri dalam jarak pendek selama pemadaman listrik. Memungkinkan kereta berpindah ke lokasi yang lebih aman dengan kecepatan rendah, jika berada di daerah berisiko seperti jembatan atau terowongan saat terjadi gempa bumi.