Kremlin Sebut Insiden Kebocoran Pipa Gas Nord Stream Bisa Jadi Serangan Teroris, Tidak Tutup Kemungkinan Penyelidikan Internasional
Ilustrasi jaringan pipa gas Nord Stream. (Wikimedia Commons/Pjotr Mahhonin)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengakui pada Hari Kamis, kebocoran pada jaringan pipa gas Nord Stream bisa jadi merupakan serangan teroris.

"Tidak mungkin untuk menjawab pertanyaan tentang kemungkinan kerja sama antara Federasi Rusia dan Amerika Serikat dalam penyelidikan keadaan darurat, karena kami tidak memiliki kontak substantif dan kerja sama antara badan-badan keamanan," ujar Peskov kepada wartawan Hari Kamis, mengutip TASS 29 September.

"Pada saat yang sama, sifat yang belum pernah terjadi sebelumnya dari peristiwa ini, tampaknya ini adalah semacam serangan teroris, mungkin di tingkat negara bagian, tentu saja, membutuhkan kerja sama yang sangat aktif dan intens. Ini adalah situasi yang sangat berbahaya yang memerlukan penyelidikan segera," tegas Peskov.

Ketika ditanya apakah Moskow akan mencari penyelidikan internasional, dia berkata, "Semuanya akan tergantung pada situasinya."

"Tentu saja, kerja sama beberapa negara akan diperlukan di sini. Dalam situasi kurangnya komunikasi yang akut dan keengganan banyak negara untuk melakukan kontak dengan kami di area sensitif seperti itu, banyak pertanyaan muncul," jelas Peskov.

Diketahui, Nord Stream AG pada Hari Selasa melaporkan tentang "kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya" pada Hari Senin, mempengaruhi tiga jalur pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang terdaftar dalam beberapa jam.

Yang pertama diidentifikasi di sepanjang Nord Stream 2 di dekat Pulau Bornholm di Denmark, dan dua kebocoran ditemukan setelahnya. Badan Energi Denmark mengatakan sejumlah besar gas alam telah mengalir keluar. Pesawat dan kapal disarankan untuk menjauh setidaknya lima mil jauhnya dari lokasi kejadian.

Kemudian, seismolog Swiss mengatakan dua ledakan telah dicatat di sepanjang rute kedua pipa pada Hari Senin. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengecam insiden itu sebagai sabotase dan memperingatkan bahwa "gangguan yang disengaja tidak dapat diterima, akan mengarah pada respons sekuat mungkin."

Terbaru pada Hari Kamis, penjaga pantai Swedia menemukan kebocoran gas lain dari jaringan pipa tersebut.