Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan, Iran terus menyambut kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tetapi masalah ini tidak ada hubungannya dengan hak sah Teheran untuk menanggapi pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel.

"Gencatan senjata adalah tuntutan internasional, bahwa pembunuhan yang telah berlangsung lebih dari sepuluh bulan harus dihentikan, dan negosiasi ini terus berlanjut dalam kerangka tuntutan global dan keinginan pihak Palestina," kata Nasser Kanaani menjawab pertanyaan wartawan Hari Senin, dilansir dari Mehr News Agency 20 Agustus.

Lebih jauh ia mengatakan, Iran adalah pendukung internasional yang paling penting dan terkuat untuk menghentikan perang di Gaza, menambahkan negara itu akan terus mendukung upaya negara-negara lain dalam hal ini.

"Tetapi masalah ini tidak ada hubungannya dengan hak sah Iran untuk menanggapi agresor," tegasnya.

"Tamu resmi Iran menjadi sasaran serangan teroris di tanah Iran dan menjadi martir. Ia adalah pemimpin proses negosiasi politik untuk menetapkan gencatan senjata. Oleh karena itu, rezim (Israel) pada dasarnya menunjukkan mereka tidak bersedia mengikuti proses politik dengan membunuh Haniyeh," urai Kanaani.

Ia menggarisbawahi, Iran memiliki hak untuk mempertahankan keamanan dan integritas teritorialnya berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kanaani menekankan, meminta Iran untuk menahan diri dalam situasi seperti itu adalah permintaan yang tidak rasional.

Diketahui, Ismail Haniyeh dan salah satu pengawalnya menjadi martir setelah kediaman mereka menjadi sasaran serangan di Teheran pada 31 Juli, menurut pernyataan yang dirilis oleh IRGC.

Ia hadir di Teheran untuk mengikuti pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian yang digelar sehari sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan, Korps Garda Revolusi Islam mengatakan pembunuhan Ismail Haniyeh "dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh Amerika Serikat."

Menanggapi aksi teror Israel, pejabat tinggi Iran berjanji akan memberikan respons yang tepat kepada rezim Zionis. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, dengan membunuh Ismail Haniyeh, rezim Israel telah menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri.

Pada awal Agustus, penasihat politik Pemimpin Tertinggi Iran Laksamana Muda Ali Shamkhani menulis di platform media sosial X, persiapan telah dilakukan untuk menghukum berat rezim yang hanya mengerti bahasa kekerasan.

Satu-satunya tujuan rezim Israel dalam membunuh jamaah sekolah Al-Tabin di Gaza dan membunuh martir Ismail Haniyeh di Iran adalah untuk mengobarkan perang dan membuat negosiasi gencatan senjata gagal, tulis Shamkhani.

Persiapan untuk hukuman berat bagi rezim Israel telah dilakukan setelah proses hukum, diplomatik, dan media, tambahnya.