Bagikan:

JAKARTA - Mesir tidak akan menjadi bagian dari koalisi militer regional untuk menghalau kemungkinan serangan Iran terhadap Israel, menurut laporan kantor berita Qatar Al-Araby Al-Jadeed.

Itu diinformasikan Mesir kepada delegasi tingkat tinggi Israel yang mengunjungi Kairo pada Sabtu lalu, untuk melakukan pembicaraan tidak langsung dengan para negosiator, Amerika Serikat dan Mesir, seperti melansir The Times of Israel 5 Agustus.

Dalam upaya untuk menjaga netralitasnya dan meredakan ketegangan di wilayah tersebut yang dipicu oleh pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh pekan lalu, Mesir juga memberi tahu Teheran, mereka akan menutup wilayah udaranya dari setiap aksi militer yang akan mengancam keamanan regional, tulis media Qatar.

Para pejabat Kairo mengatakan kepada rekan-rekan mereka di Iran, tindakan tersebut tidak boleh dianggap sebagai perilaku bermusuhan terhadap Iran. Tetapi, itu lebih sebagai cara untuk melindungi kepentingan dan kedaulatan Mesir.

Sebelumnya, serangan pesawat tak berawak dan rudal besar-besaran dari Iran berhasil digagalkan oleh sebuah koalisi yang terdiri dari Israel, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Qatar, Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain pada 14 April.

Serangan tersebut dikatakan Iran sebagai respons terhadap serangan yang menewaskan beberapa pejabat militer senior Iran di Damaskus pada 1 April. Israel sendiri tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.

Ismail Haniyeh tewas dalam serangan terhadap dirinya di Teheran, Iran, saat menghadiri pelantikan Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian Rabu pekan lalu. Pelantikan itu digelar Hari Selasa sore. Mendiang Haniyeh sempat bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian sebelum pelantikan.

Bersama Amerika Serikat dan Qatar, mesir telah bertindak sebagai mediator dalam negosiasi gencatan senjata tidak langsung antara Hamas dan Israel, dikutip dari Reuters.

Mesir melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan pekan lalu, eskalasi yang terjadi pekan lalu, tewasnya Haniyeh dan Fuad Shukr, komandan senior militan Hizbullah sehari sebelumnya, telah merusak upaya-upaya untuk menengahi penghentian pertempuran di Gaza.

"Kebetulan eskalasi regional ini dengan kurangnya kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza meningkatkan kompleksitas situasi dan mengindikasikan tidak adanya kemauan politik Israel untuk meredakannya," kata pernyataan kementerian.

"Hal ini melemahkan upaya-upaya keras yang dilakukan oleh Mesir dan mitranya untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina," tambah pernyataan itu.