Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan kepada rekan-rekannya dari negara-negara G7, Washington yakin serangan Iran terhadap Israel dapat dimulai dalam 24 hingga 48 jam ke depan, lapor Axios mengutip sumber-sumber yang diberi pengarahan dalam pembicaraan tersebut.

Menurut laporan tersebut, Menlu Blinken berbicara dengan rekan-rekannya di tengah upaya AS untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut, mencegah meletusnya perang habis-habisan, seperti dikutip dari The Times of Israel 5 Agustus.

Karena AS percaya serangan Iran tidak dapat dihindari setelah pembunuhan para petinggi Hizbullah dan Hamas pekan lalu, Menlu Blinken mengatakan kepada para pejabat yang meneleponnya, menekankan Teheran untuk membatasi serangannya adalah cara terbaik untuk menghindari perang regional.

Ia mengatakan, AS tidak mengetahui waktu yang tepat untuk serangan Iran yang direncanakan, tambah laporan itu, tetapi percaya bahwa serangan tersebut dapat dimulai paling cepat pada Hari Senin.

Terpisah, Israel bersiap untuk eskalasi serius menyusul pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran Rabu pekan lalu.

Itu dilakukan sehari setelah serangan Israel terhadap Beirut yang menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan militer tinggi dari kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan mengadakan diskusi keamanan khusus pada Minggu malam, kata seorang pejabat pertahanan, menyusul ancaman pembalasan dari Iran dan Hizbullah.

Sementara, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan dia sedang meninjau rencana "yang akan menuntut harga jika Iran dan proksinya berupaya menyerang Israel."

"Kesiapan kami dalam hal pertahanan tinggi, baik di darat maupun di udara dan kami siap untuk respons cepat atau serangan. Jika mereka berani menyerang kami, mereka akan membayar harga yang mahal," kata Menhan Gallant dalam sebuah pernyataan, seperti melansir Reuters.

Diketahui, Hamas dan Iran sama-sama menuduh Israel melakukan pembunuhan Haniyeh dan telah berjanji untuk membalas. Pihak Israel sendiri sejauh ini tidak mengklaim atau membantah bertanggung jawab atas kematian tersebut.

Di sisi lain, Hizbullah juga telah bersumpah untuk membalas dendam setelah pembunuhan Shukr.