JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin memerintahkan pengerahan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah, kata Pentagon Hari Minggu.
Itu dikatakan saat kawasan kawasan tersebut bersiap menghadapi kemungkinan serangan oleh Iran dan sekutunya, setelah terbunuhnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr bulan lalu.
Dalam sebuah pernyataan setelah Menhan Austin berbicara dengan mitranya dari Israel, Pentagon mengatakan Austin telah memerintahkan kelompok penyerang Grup Kapal Induk USS Abraham Lincoln (CVN 72) untuk mempercepat pengerahannya ke kawasan tersebut.
"Menteri Austin menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mengambil setiap langkah yang mungkin untuk membela Israel dan mencatat penguatan postur dan kemampuan kekuatan militer AS di seluruh Timur Tengah mengingat meningkatnya ketegangan regional," menurut pernyataan itu, melansir Reuters 12 Agustus.
Pengumuman pengerahan kapal selam secara terbuka merupakan hal yang langka. Sebelumnya, kapal selam bertenaga nuklir USS Georgia (SSGN 729) sudah berada di Laut Mediterania pada Bulan Juli, menurut sebuah unggahan militer AS di media sosial.
Sebelumnya, militer AS telah mengatakan akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah, saat Washington berupaya memperkuat pertahanan Israel.
Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada tanggal 31 Juli, dalam serangan yang memicu ancaman balas dendam oleh Iran terhadap Israel. Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut. Israel belum mengaku bertanggung jawab.
BACA JUGA:
Sementara, pembunuhan komandan militer senior kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Fuad Shukr, oleh Israel dalam sebuah serangan di Beirut, telah memicu kekhawatiran, konflik di Gaza, Palestina, berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.
Iran mengatakan Negeri Paman Sam memikul tanggung jawab dalam pembunuhan Haniyeh karena dukungannya terhadap Israel.