Bagikan:

JAKARTA - Langkah Amerika Serikat yang sejak awal tahun ini mengerahkan sarana nuklir ke Korea Selatan sejak awal tahun, disebut Menteri Pertahanan Korea Utara Kang Sun-nam mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir, dalam pidato yang dibacakan di Konferensi Keamanan Internasional Moskow ke-11.

"Amerika Serikat, yang telah menjalankan kebijakan bermusuhan terhadap Korea sebagai kebijakan negara, secara terang-terangan melanggar pembangunan independen dan kepentingan keamanan Korea Utara, mendorong situasi di Asia Timur Laut ke ambang perang nuklir," katanya seperti dilansir dari TASS 16 Agustus.

"Amerika... sejak awal tahun ini telah mengerahkan sarana nuklir strategis yang sangat besar ke Korea Selatan, termasuk kapal selam bertenaga nuklir, pesawat pengebom strategis dan kelompok tempur kapal induk nuklir, serta melakukan beberapa latihan militer gabungan terbesar yang menirukan perang total dengan kami," urai Menteri Kang.

"Latihan-latihan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal skala, intensitas dan durasi," lanjutnya.

"Sekarang, pertanyaannya bukan pada apakah perang nuklir di Semenanjung Korea pecah atau tidak, pertanyaannya adalah siapa, kapan, dan bagaimana melepaskannya," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, dua kapal selam bertenaga nuklir AS merapat di pelabuhan Korea Selatan Bulan lalu. USS Annapolis (SSN-760), kapal selama bertenaga nuklir dengan spesialisasi dalam perang anti-kapal dan anti-kapal selam merapat pada 24 Juli. Sepekan sebelumnya, kapal selam dengan rudal nuklir USS Kentucky (SSBN-737) merapat di Negeri Ginseng, kunjungan pertama kapal selama sejenis sejak tahun 1981.

Kim Yo-jong, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memperingatkan Washington untuk menghentikan tindakan bodoh memprovokasi Korea Utara.

"AS harus menghentikan tindakan bodohnya memprovokasi DPRK bahkan dengan membahayakan keamanannya," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA.

Dia mengkritik pengiriman kapal selam bersenjata rudal balistik dengan hulu ledak nuklir ke Korea Selatan, mengatakan tindakan semacam itu hanya akan mendorong Pyongyang menjauh dari meja perundingan.