Bagikan:

JAKARTA – Pencalonan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024 yang disertai rencana pembentukan KIM Plus ditengarai sebagai upaya menciptakan skenario kotak kosong.

Sebab, PKS, Partai NasDem dan PKB yang semula mendukung Anies Baswedan disebut siap berpindah haluan.

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun bisa bernasib sama, mengingat PDI Perjuangan tidak bisa mengusung calon sendiri di Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan, skenario kotak kosong bisa terwujud.

Pasalnya, bila ketiga parpol pengusung Anies membelot, maka Anies dan Ahok tak mungkin punya tiket maju.

Meski demikian, bukan berarti Ridwan Kamil bakal menang mudah.

Kotak kosong yang dianggap merepresentasikan pendukung Anies dan Ahok bisa saja mempermalukan RK.

“Hanya ada dua kemungkinan, pasangan calon tunggal itu yang menang atau kotak kosong yang menang. Kalau kotak kosong yang menang, tentu ini adalah representasi dari hukuman rakyat kepada elite yang tidak menghadirkan kompetisi dalam pikada,” ujar Yusak, Minggu, 11 Agustus.

Dia menyebut, merujuk hasil survei Litbang Kompas pada periode 15-20 Juni 2024, Anies menjadi sebagai kandidat terkuat di Pilkada Jakarta dengan tingkat keterpilihan mencapai 29,8 persen.

Selanjutnya Ahok berada di peringkat kedua dengan 20 persen, sementara RK hanya mengantongi 8,5 persen.

Karena itu, KIM diimbau mengurungkan niatnya untuk menciptakan pasangan calon tunggal di Pilkada Jakarta 2024.

Apalagi, Anies, Ahok, dan RK punya kompetensi untuk memimpin DKI.

“Sehingga pertarungan menjadi menarik dan publik punya pilihan,” tutup Yusak.