Bagikan:

JAKARTA - Serangan pesawat tak berawak/drone menargetkan pangkalan militer Sudan timur saat kunjungan panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.

Serangan ini menimbulkan keraguan atas upaya baru-baru ini untuk mengakhiri konflik bersenjata perang saudara selama 15 bulan.

Dilansir Reuters, Rabu, 31 Juli, pihak militer mengatakan serangan itu terjadi pada upacara wisuda di pangkalan militer Gibet, sekitar 100 km (62 mil) dari ibu kota de facto tentara, Port Sudan di negara bagian Laut Merah, Sudan. Lima orang dilaporkan tewas.

Serangan drone ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap lokasi tentara dalam beberapa bulan terakhir, dan yang paling dekat dengan Port Sudan.

Pasukan Dukungan Cepat paramiliter, saingan tentara dalam perang, belum mengaku bertanggung jawab.

Serangan itu terjadi sehari setelah kementerian luar negeri yang berpihak pada militer dengan syarat menerima undangan AS untuk melakukan pembicaraan di Swiss pada Agustus.

RSF menanggapi pernyataan kementerian tersebut dengan mengatakan pihaknya hanya akan bernegosiasi dengan tentara dan bukan dengan kelompok Islamis yang merupakan sebagian besar pegawai negeri.