Bagikan:

JAKARTA - Laporan kantor hak asasi manusia PBB memaparkan ribuan warga Palestina dipindahkan secara paksa dari Gaza, terkadang dari tempat perlindungan bom, dan diseret ke tahanan di Israel. Beberapa di antaranya telah disiksa dan puluhan orang tewas.

Banyak dari mereka yang ditangkap di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 dibawa ke pos pemeriksaan saat mereka melarikan diri dari serangan militer Israel atau dari sekolah dan rumah sakit tempat mereka berlindung, kata laporan setebal 23 halaman yang sebagian besar didasarkan pada wawancara dengan tahanan yang dibebaskan termasuk korban dan saksi.

Seringkali, mereka ditutup matanya dan ‘dibelenggu’ sebelum diangkut ke Israel dan ditempatkan di pusat-pusat militer “seperti sangkar” dan dipaksa untuk tidak mengenakan apa pun. Laporan PBB mengatakan 53 tahanan tewas dalam tahanan.

“Kesaksian yang dikumpulkan oleh kantor saya dan entitas lain menunjukkan serangkaian tindakan yang mengerikan, seperti waterboarding (interogasi dengan metode penyiksaan siram air) dan pelepasan anjing ke tahanan, di antara tindakan lainnya, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum hak asasi manusia internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” kata Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk dalam pernyataan yang menyertai laporan tersebut dilansir Reuters, Rabu, 31 Juli.

Waterboarding alias siram-air merupakan teknik interogasi yang dikenakan kepada tahanan dengan cara mengikat tangan dan wajah, kemudian kepalanya ditutup dan dituangkan air.

Turk menyerukan pembebasan segera mereka serta pembebasan sandera yang tersisa dari 253 orang yang diculik di Israel dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang.

Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki tuduhan penganiayaan terhadap tahanan di fasilitas di Israel tetapi menolak mengomentari kasus-kasus tertentu.

Israel sebelumnya menyatakan rencana  penghapusan bertahap kamp Sde Teiman di gurun Negev yang disebut-sebut dalam laporan PBB dan oleh kelompok hak asasi manusia Palestina sebagai lokasi pelecehan tahanan.

Laporan penganiayaan terhadap tahanan di penjara-penjara Israel telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Umumnya mereka ditahan secara rahasia, tanpa diberi alasan penahanan atau akses terhadap pengacara, kata laporan itu.

Masalah tahanan telah menambah tekanan internasional terhadap Israel atas tindakannya dalam perang Gaza, yang kini mendekati awal bulan ke-11.

Pada Mei, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kasus pelecehan seksual yang dilakukan Israel terhadap tahanan Palestina.

Hal ini juga memicu ketegangan dalam negeri di Israel di mana pada minggu ini pengunjuk rasa sayap kanan masuk ke kompleks militer di mana tentara Israel akan diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan pelecehan terhadap tahanan Palestina.

Laporan PBB juga merujuk pada kondisi mengerikan yang dialami para sandera Israel di Gaza, termasuk kurangnya udara segar, sinar matahari dan pemukulan, mengutip kesaksian dari mereka yang dibebaskan.

Para tahanan Palestina yang ditahan di Israel sebagian besar adalah laki-laki dan anak laki-laki dan termasuk sejumlah orang seperti penduduk setempat, dokter dan perawat serta pasien mereka, serta pejuang Palestina yang ditangkap, kata laporan itu.

Beberapa di antaranya menjadi korban kekerasan seksual, katanya, tanpa menyebutkan jumlah insidennya.

Laporan tersebut, yang dibagikan kepada pemerintah Israel dan otoritas Palestina, tidak menyebutkan berapa banyak tahanan yang telah dibebaskan. Seorang juru bicara PBB mengatakan hal itu tidak mungkin ditentukan.