Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Israel mendesak agar Turki dikeluarkan dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), usai Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki mungkin saja memasuki Israel, seperti halnya negara itu pernah memasuki Libya dan Nagorno-Karabakh di masa lalu.

"Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel Katz menginstruksikan para diplomat, untuk segera terlibat dengan semua anggota NATO, menyerukan kutukan terhadap Turki dan menuntut pengusirannya dari aliansi regional tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Israel, melansir Reuters 30 Juli.

"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Dia harus mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," kata Menlu Katz dalam pernyataan tersebut.

"Turki, yang menjadi tuan rumah markas besar Hamas yang bertanggung jawab atas serangan teroris terhadap Israel, telah menjadi anggota poros kejahatan Iran, bersama Hamas, Hizbullah, dan Houthi di Yaman," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Hari Minggu mengatakan, Turki tidak menutup kemungkinan memasuki Israel untuk membantu Palestina, mengatakan tidak ada alasan untuk mengatakan hal itu tidak bisa dilakukan.

Ia kemudian menyebut itu sama halnya seperti yang dilakukan di Libya dan Nagorno-Karabakh, kendati tidak dijelaskan intervensi seperti apa yang dimaksudnya.

"Kita harus menjadi sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol terhadap Palestina. Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin akan melakukan hal yang sama terhadap mereka," kata Presiden Erdogan dalam pertemuan dengan Partai AK yang berkuasa di kampung halamannya, Rize.

Setelahnya, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menanggapi 'ancaman' Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memasuki Israel untuk membantu Palestina, membandingkannya dengan mantan Presiden Irak Irak Saddam Hussein.

Diketahui, hubungan antara Israel dan Turki yang dulunya merupakan sekutu dekat di kawasan tersebut telah memburuk selama lebih dari satu dekade.

Kendati menghadapi banyak badai diplomatik, perdagangan bilateral kedua negara mencapai miliaran dolar setahun. Tetapi, Turki bulan ini mengatakan mereka akan menghentikan semua perdagangan bilateral dengan Israel hingga perang berakhir dan bantuan dapat mengalir tanpa hambatan ke Gaza.