Bagikan:

JAKARTA - Pusat konservasi platipus terbesar di dunia menyambut penghuni pertamanya sebagai bagian dari proyek untuk melindungi mamalia semi-akuatik endemik Australia di tengah ancaman terhadap habitatnya dari cuaca ekstrem dan manusia.

Keempat platipus, dua betina dan dua jantan, dilepaskan dalam kurun waktu dua pekan terakhir ke fasilitas penelitian yang dibangun khusus di Kebun Binatang Taronga Western Plains di Dubbo, sekitar 400 km (250 mil), di barat laut Sydney.

Dilengkapi dengan aliran sungai bertingkat, air terjun, kolam, dan tanggul tanah untuk menggali, fasilitas tersebut akan membantu para peneliti memahami lebih banyak tentang spesies tersebut, kata pejabat Taronga Conservation Society Australia Phoebe Meagher kepada Reuters.

"Fasilitas ini akan memungkinkan kita untuk tidak hanya menyelamatkan spesies tersebut dari ancaman langsung perubahan iklim, tetapi juga dalam jangka panjang, mampu mengisi kembali populasi tersebut," katanya, melansir Reuters 23 Juli.

"Kami ingin sekali melihat beberapa anakan puggle atau platipus di fasilitas tersebut dan memahami apa yang menyebabkan keberhasilan reproduksi tersebut," lanjutnya.

Fasilitas tersebut dibangun sebagai kerja sama antara Taronga Conservation Society Australia, San Diego Zoo Wildlife Alliance, University of New South Wales, Pemerintah Negara Bagian New South Wales, dan organisasi penyelamatan satwa liar WIRES.

Dengan paruh seperti bebek, kaki berselaput, dan ekor seperti berang-berang, platipus merupakan hewan unik di Australia. Mamalia nokturnal ini bertelur dan hidup di pesisir timur, dari ujung utara Queensland hingga negara bagian kepulauan Tasmania, dekat sungai dan anak sungai yang menjadi tempat mereka mencari makan.

Jumlah platipus mungkin telah berkurang lebih dari setengahnya selama beberapa dekade, menurut model penelitian, tetapi angkanya sulit dipastikan. Kelompok lingkungan memperkirakan total populasinya antara 30.000 dan 300.000.

"Sayangnya, kita tidak menyisakan banyak tempat di alam liar untuk platipus," kata Meagher.

"Jadi platipus yang kita miliki di sini akan benar-benar mengisi kesenjangan pengetahuan dan memungkinkan kita membantu menyelamatkan spesies ini," tandasnya.