JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu mengatakan tidak ada perubahan dalam pengaturan ibadah di tempat suci yang menjadi titik konflik di Kota Tua Yerusalem, setelah seorang menteri sayap kanan dalam koalisi pemerintahannya menyatakan adanya perubahan kebijakan.
Kompleks di Kota Tua yang bertembok itu menampung Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam, dan juga dihormati dalam Yudaisme sebagai Temple Mount, sisa dari dua kuil kuno.
Situs ini merupakan jantung konflik Israel-Palestina. Berdasarkan pengaturan “status quo” yang telah berlangsung selama beberapa dekade dengan otoritas Muslim.
Israel mengizinkan orang Yahudi untuk berkunjung dengan syarat mereka tidak melakukan ritual keagamaan.
“Kebijakan Israel dalam mempertahankan status quo di Bukit Bait Suci tidak berubah dan tidak akan berubah,” kata kantor Netanyahu dalam pernyataan dilansir Reuters, Rabu, 24 Juli..
Netanyahu saat ini berada di Washington, di mana dia akan berpidato di depan Kongres. Setiap perubahan dalam kebijakan Israel di lokasi tersebut kemungkinan akan memicu gesekan politik.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan eselon politik Israel, di mana ia menjadi salah satu anggotanya, "mengizinkan umat Yahudi berdoa di Bukit Bait Suci".
Ben-Gvir memimpin partai sayap kanan dan menentang negara Palestina.
Netanyahu sering menolak gagasan kebijakan garis keras yang dikemukakan oleh Ben-Gvir, yang juga tidak diikutsertakan dalam forum pengambilan keputusan yang sempit selama perang melawan Hamas di Gaza.