Bagikan:

JAKARTA - Taiwan bersiap menghadapi datangnya Topan Gaemi yang semakin kuat. Otoritas mengantisipasi dampaknya dengan menutup pasar keuangan, hingga membatalkan penerbangan.

Gaemi, yang diperkirakan menjadi badai terkuat yang melanda Taiwan dalam delapan tahun terakhir, diperkirakan akan menghantam pantai timur pada Rabu, 24 Juli malam, kata otoritas cuaca.

Mereka meningkatkan statusnya menjadi topan kuat, yang membawa embusan angin hingga 227 kilometer per jam (141 mph) di dekat pusatnya.

Setelah melintasi Selat Taiwan, kemungkinan besar akan menghantam provinsi Fujian di China tenggara pada Kamis, 25 Juli sore.

Pasar keuangan akan tetap tutup pada Kamis, dengan aktivitas kerja dan sekolah ditangguhkan untuk hari kedua, kata pemerintah.

Satu orang tewas tertimpa pohon tumbang di selatan kota Kaohsiung, kata pemadam kebakaran. Dilaporkan juga 58 orang lainnya terluka.

“24 jam ke depan akan menghadirkan tantangan yang sangat berat,” Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai mengatakan pada pertemuan pusat tanggap darurat yang disiarkan televisi dilansir Reuters.

Di wilayah pedesaan Yilan, tempat topan pertama kali menghantam daratan, angin dan hujan semakin kuat, sehingga restoran-restoran tutup karena sebagian besar jalan sepi.

“Ini bisa menjadi topan terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” kata kapten kapal nelayan Hung Chun kepada Reuters.

“Ia bergerak langsung menuju pantai timur dan jika mendarat di sini, kerusakannya akan sangat besar,” imbuhnya.

Pemerintah mengatakan lebih dari 4.000 orang telah dievakuasi dari daerah pegunungan berpenduduk jarang yang berisiko tinggi mengalami tanah longsor akibat hujan yang sangat deras.

Hampir seluruh penerbangan domestik telah dibatalkan, bersama dengan 227 penerbangan internasional, kata kementerian transportasi.

Pada Kamis, semua penerbangan domestik akan dihentikan, dan 185 penerbangan internasional akan dibatalkan.

Sementara media Jepang mengatakan topan tersebut juga membatalkan semua penerbangan yang berangkat dari dan tiba di Miyako dan Ishigaki di prefektur Okinawa, Jepang, yang terletak di jalur badai.