Bagikan:

JAKARTA - Seorang spesialis kebijakan luar negeri yang pernah bekerja untuk CIA dan di Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih dikenai dakwaan atas tuduhan bekerja sebagai agen pemerintah Korea Selatan yang tidak terdaftar dengan imbalan barang-barang mewah dan hadiah lainnya.

Surat dakwaan yang diumumkan pada Hari Selasa di pengadilan federal Manhattan mengatakan, Sue Mi Terry mengadvokasi posisi kebijakan Korea Selatan, mengungkapkan informasi non-publik Pemerintah Amerika Serikat kepada petugas intelijen Korea Selatan, dan memfasilitasi akses bagi pejabat Pemerintah Korea Selatan ke rekan-rekan mereka di Negeri Paman Sam, melansir Reuters 17 Juli.

Sebagai imbalannya, petugas intelijen Korea Selatan diduga memberi Terry tas tangan Bottega Veneta dan Louis Vuitton, mantel Dolce & Gabbana, makan malam di restoran berbintang Michelin, serta lebih dari 37.000 dolar AS dalam pendanaan "rahasia" untuk program kebijakan publik tentang urusan Korea yang ia jalankan.

Dakwaan tersebut memuat gambar CCTV Terry yang sedang menunggu atau membawa tas hadiah, sementara para petugas membayar di toko Bottega Veneta dan Louis Vuitton di Washington masing-masing pada tahun 2019 dan 2021.

Dugaan pekerjaan Terry sebagai agen dimulai pada tahun 2013, dua tahun setelah ia meninggalkan pekerjaan di Pemerintahan AS dan berlangsung selama satu dekade bahkan setelah agen FBI memperingatkannya pada tahun 2014, intelijen Korea Selatan mungkin mencoba menawarkan (untuk) membayar acara secara diam-diam.

Terry saat ini menjadi peneliti senior di Council on Foreign Relations, menurut situs web lembaga pemikir tersebut, dan seorang pakar di Asia Timur dan Semenanjung Korea, termasuk Korea Utara.

Terry tidak segera menanggapi permintaan komentar, tetapi pengacaranya, Lee Wolosky, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Tuduhan ini tidak berdasar dan mendistorsi pekerjaan seorang akademisi dan analis berita yang dikenal karena independensinya dan pengabdiannya selama bertahun-tahun untuk Amerika Serikat."

"Faktanya, dia adalah seorang kritikus keras pemerintah Korea Selatan selama masa dakwaan ini menuduh bahwa dia bertindak atas nama pemerintah. Begitu fakta-faktanya diperjelas, akan terlihat jelas bahwa pemerintah telah membuat kesalahan besar," tambahnya.

Council on Foreign Relations menempatkan Terry cuti administratif tanpa bayaran, dan akan bekerja sama dalam setiap investigasi, kata seorang juru bicara.

Kedutaan Korea Selatan di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sedangkan Kantor Jaksa AS Damian Williams di Manhattan tidak segera menanggapi permintaan serupa.

"Otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat berkomunikasi erat mengenai dakwaan yang terkait dengan Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing," kata Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, dikutip dari CNN.

Dakwaan tersebut juga menuduh Terry telah menerbitkan beberapa opini atas permintaan pejabat Seoul, termasuk pada Bulan April 2023 ketika dia menerima 500 dolar AS untuk menulis artikel yang memuji hasil pertemuan puncak antara Presiden Joe Biden dan Yoon Suk-yeol untuk sebuah surat kabar Korea Selatan.

Dakwaan itu juga menuduh Terry tidak mendaftarkan diri di bawah Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing, dan bersekongkol untuk melanggar undang-undang tersebut.

Dikatakan, dia mengakui dalam wawancara dengan FBI pada Juni 2023, dia adalah "sumber" untuk badan intelijen Korea Selatan, "yang berarti bahwa dia memberikan informasi yang berharga."

Lahir di Seoul dan dibesarkan di Virginia, Terry adalah analis senior CIA dari tahun 2001 hingga 2008. Kemudian menjabat Direktur Urusan Korea, Jepang dan Kelautan di NSC dari tahun 2008 hingga 2009 di bawah Presiden Republik George W. Bush dan Presiden Demokrat Barack Obama. Dia sekarang tinggal di New York, menurut biografinya.