Bagikan:

TANGERANG - Listio (24), seorang perempuan dan teman laki-lakinya bernama Dafa (28) mengaku diperas oleh empat orang yang mengaku anggota polisi, di kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa, 9 Juli, dini hari. Akibat kejadian itu, Listio dan Dafa mengalami kerugian uang tunai Rp900 ribu dan dua cincin emas senilai Rp4 juta, dirampas para pelaku.

Listio menjelaskan, kejadian itu bermula saat Listio dan Dafa mencari makan sambil membawa mobil Suzuki Ignis. Listio dan Dafa mengaku duduk terpisah, depan dan di belakang.

Keliling di kawasan Serpong mencari tempat makan, akhirnya kedua orang ini terhenti di Jalan Kencana Raya, Serpong, Tangsel.

Asyik menikmati makanan di pagi-pagi ‘buta’, Listio mengaku dihampiri empat orang laki-laki menggunakan mobil Avanza. Kata Listio, satu dari empat orang itu memakai seragam polisi namun tidak lengkap. Tiga lainnya juga mengaku polisi tapi berpakaian bebas seperti preman.

Salah satu pelaku menghampiri kedua pasangan ini dan menggedor pintu mobil Ignis yang dikendarai Listio dan Dafa. Pelaku bertanya surat-surat mobil, seperti STNK dan KTP.

“Dia gedor-gedor, bertanya STNK dan KTP. Terus nuduh kita melakukan tindakan mesum. Terus aku bilang ‘Aku duduk belakang, temen aku di depan’. Dia jusru memaki dan menuduh kita pasangan mesum. Aku takut,” ujarnya.

“Terus ada yang berpura-pura telpon, di load speaker, ’Ndan ada lagi satu, kita bawa saja ya’. Karena saya takut, saya nawarin kita damai saja,” sambungnya.

Kemudian, para pelaku membagi tugas untuk memuluskan aksinya. Bahkan ada satu dari komplotan itu masuk ke dalam mobil korban, memaksa untuk membawa mobil Listio.

“Jadi ada yang ikut dengan kita, dia yang supirin. Tapi dia tidak langsung ke kantor polisi, tapi muter-muter dulu,” ucap perantau asal Pekalongan itu.

Setibanya di depan Polres Tangerang Selatan, korban mengaku tidak langsung dibawa ke dalam kantor, hanya di depan Polres.

“Saya nanya dong, ‘kenapa engga langsung dibawa ke kantor,” tanya Listio kepada pelaku.

Singkatnya, para pelaku meminta uang sebesar Rp7 juta. Akan tetapi korban tidak memiliki uang tersebut, karena hanya memiliki Rp900 ribu.

Karena terus memaksa, pelaku meminta cincin dan kalung emas yang dipakai Listio, uang tunai juga dirampasnya.

“Kita ke mesin ATM BRI, lalu aku berikan. Saya kasih 2 cincin dan kalung emas. Lalu kita tukaran nomor, karena aku ingin tebus cincinnya,” aku korban.

Keesokan harinya, Listio coba menghubungi nomor pelaku yang diberikan, namun ternyata nomornya telah diblokir.

Listio merasa bahwa para pelaku merupakan polisi gadungan. Dan ia pun bingung, karena Listio tidak memiliki bukti-bukti selain kronologis kejadian.

“Kita mau lapor bingung, soalnya, bukti-bukti tidak ada. Dia terima uangnya hanya tunai. Kita mau rekam dan foto, handpone kita direbut saat diinterogasi. Jadi sepertinya mereka sudah terbiasa,” tutupnya.