JAKARTA - Terjadi peningkatan angka kematian COVID-19 di DKI Jakarta sebesar 0,1 persen selama dua pekan terakhir. Sebelumnya, angka kematian kasus COVID-19 sebesar 1,6 persen, kini menjadi 1,7 persen.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, kenaikan angka kematian kasus virus corona akibat warga yang tidak acuh untuk melakukan pemeriksaan COVID-19.
"Penambahan tingkat kematian menjadi 1,7 disebabkan karena lambatnya pemeriksaan dari warga," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Maret.
Riza mendapat laporan dari Dinas Kesehatan DKI bahwa banyak warga yang terlambat merespons gejala dalam tubuhnya. Mereka menunda waktu untuk memeriksa, sehingga penanganan menjadi terlambat.
BACA JUGA:
Hal ini, kata Riza, bukan karena lemahnya penanganan dari Satgas COVID-19 di tingkat RT dan RW. "Ini kan pribadi, enggak ada hubungannya sama Satgas," ungkap dia.
"Berapa pun Satgas dibentuk, regulasi diperbaiki, aparat diperbanyak, sanksi diperberat, tidak ada artinya semua kalau masyarakatnya tidak jujur, tidak patuh, tidak taat, tidak disipilin," lanjutnya.
Riza bilang, jika warga DKI memiliki salah satu gejala COVID-19, mereka diminta untuk tidak sungkan melaporkan kondisi kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Sekalipun sudah divaksin, laporkan ke puskesmas terdekat, ke dokter terdekat. Tanyakan. Pasti ada saudara, keluarga, teman yang menjadi dokter telepon setidaknya. Kemudian berangkat segera, periksakan," ujar Riza.
Diketahui, saat ini telah ada 365.419 kasus konfirmasi COVID-19 secara total di Jakarta. Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 352.827 dengan tingkat kesembuhan 96,6 persen, dan total 6.100 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen.