Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko membebaskan 10 tahanan politik.

Informasi ini disampaikan aktivis hak asasi manusia, Kamis, 4 Juli. Pembebasan termasuk seorang tokoh oposisi veteran yang menderita kanker.

Namun pengampunan yang jarang terjadi ini masih menyisakan sekitar 1.400 orang dipenjara karena aktivitas politik. Sebagian besar dari mereka ditangkap setelah protes massal damai pada tahun 2020 dan dihukum atas berbagai tuduhan terkait dugaan ekstremisme.

Kelompok hak asasi manusia Viasna mengatakan mereka mengetahui tiga perempuan dan tujuh laki-laki yang telah dibebaskan.

Satu-satunya orang yang disebutkan namanya sejauh ini oleh kerabatnya adalah Ryhor Kastusiou, 67, mantan pemimpin partai oposisi dan calon presiden.

Dia ditangkap pada tahun 2021 dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara pada tahun berikutnya setelah dinyatakan bersalah berkomplot melawan pemerintah untuk merebut kekuasaan. Setelah penangkapannya, dia didiagnosis menderita kanker.

"Ini merupakan kegembiraan yang luar biasa, tentu saja, hampir seperti anak kecil. Namun kegembiraan ini terjadi melalui air mata - ada juga kemarahan atas apa yang harus dialami orang-orang," kata Inna Kovalenok, perwakilan dari kelompok kerabat yang berkampanye untuk pembebasan tahanan, dilansir Reuters.

Andrei Stryzhak, ketua organisasi bernama Bysol yang menggalang dana untuk mendukung tahanan politik dan keluarga mereka, mengatakan bahwa menganggap pihak berwenang telah menjadi lebih manusiawi adalah suatu khayalan.

“Mempercayai bahwa ada sesuatu yang tiba-tiba berubah dalam pikiran mereka yang menyiksa, memperkosa, dan membunuh demi mempertahankan kekuasaan adalah sebuah fantasi berbahaya yang mendekati pengkhianatan dan kejahatan,” tulisnya di Telegram.

Lukashenko, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, pekan ini mengumumkan amnesti untuk memperingati 80 tahun pembebasan Belarus dari Nazi dalam Perang Dunia Kedua. Kantor berita negara Belta mengatakan peraturan tersebut diperkirakan akan diterapkan pada sekitar 7.850 tahanan termasuk anak di bawah umur, wanita hamil, pensiunan dan orang yang menderita tuberkulosis atau kanker.

Mereka yang dihukum karena kejahatan terhadap negara atau kegiatan ekstremis dan teroris tidak termasuk dalam daftar ini, namun Lukashenko mengisyaratkan akan ada beberapa pengecualian bagi mereka yang sakit parah.