Peredaran Narkoba Makin Kencang selama Pandemi, Barbuk Sabu Meningkat 143 Persen hanya 3 Bulan
Gedung BNN (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Petrus R Golose mengatakan peredaran narkotika di masa pandemi justru mengalami peningkatan. 

Menurutnya, permintaan barang haram tersebut masih tinggi meski dalam situasi COVID-19. Dia menduga kondisi ini akibat work from home yang disalahgunakan menjadi drug abuse from home.

Petrus mencontohkan, BNN memperoleh barang bukti (barbuk) sabu sebanyak 3.462,75 kg dalam 3 bulan terakhir. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah barang bukti tahun 2020 sebanyak 1.152,2 kg. 

"Jadi baru 3 bulan kita melaksanakan operasi ini masukannya atau yang bisa kita confiscated (disita) itu sudah 70,99 persen demikian juga barang bukti ganja pada tahun 2021 sampai dengan bulan Maret 2021 sebanyak 3.462, 75 kg atau meningkat 143,64 persen dibandingkan barang di tahun 2020 sebanyak 2.410 ini baru yang dilakukan oleh institusi kami," ujar Petrus dalam pemaparan pada rapat kerja di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 18 Maret. 

Sementara untuk penanganan korban penyalahgunaan narkoba dilakukan melalui penyediaan layanan rehabilitasi yang berkualitas melalui sosialisasi terhadap masyarakat. 

"Penyediaan fasilitas pelayanan rehabilitasi milik pemerintah dan masyarakat yang sesuai standar serta peningkatan kemampuan SDM petugas layanan rehabilitasi," sebutnya. 

Sedangkan proses penyidikan narkoba dilakukan dengan membentuk Desa Bersinar. 

Sementara dalam rangka melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan dan Peredaran gelap narkotika, tambah Petrus, BNN juga melakukan kegiatan yaitu pembentukan Desa bersinar. 

"Terhadap narkoba kebijakan-kebijakan yang kami lakukan adalah pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika secara profesional dengan pemangku kepentingan di level nasional regional dan internasional," pungkasnya.