JAKARTA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. memerintahkan militer negara itu untuk meredakan ketegangan dengan China di Laut China Selatan yang meningkat beberapa waktu belakangan.
Panglima militer Filipina Jenderal Romeo Brawner mengatakan pada Hari Kamis, instruksi untuk meredakan ketegangan itu sejalan dengan konsultasi baru-baru ini yang diadakan antara pejabat Manila dengan Beijing.
Militer memberi presiden beberapa opsi mengenai operasinya di Laut Cina Selatan, termasuk misi pasokan rutin bagi pasukan di beting yang disengketakan yang telah meningkatkan ketegangan dengan Beijing, kata Jenderal Brawner kepada wartawan, melansir Reuters 4 Juli.
Filipina dan Tiongkok, yang telah lama bersaing di jalur perairan strategis tersebut, sepakat pada Hari Selasa mengenai perlunya "mengembalikan kepercayaan" dan "membangun kembali keyakinan" setelah pertemuan tingkat tinggi.
Angkatan bersenjata Filipina juga akan berkoordinasi dengan seorang senator yang mengaku mengetahui rencana Tiongkok untuk menargetkan negaranya dengan rudal hipersonik, kata Jenderal Brawner.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Filipina (DFA) mengatakan akan gigih mempertahankan dan melindungi kepentingan serta kedaulatannya di Laut Filipina Barat, merujuk pada zona ekonomi eksklusifnya, setelah Filipina dan China sepakat meredakan ketegangan tanpa mengubah posisi masing-masing.
BACA JUGA:
"Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan diskusi guna menemukan penyelesaian yang dapat diterima bersama atas masalah tersebut," kata DFA.
Filipina dan Tiongkok juga sepakat untuk menjajaki kemungkinan kerja sama antara penjaga pantai mereka dan platform tempat para ilmuwan dapat berkolaborasi.