Setelah Amerika Serikat, Presiden Marcos Jr. Sebut Filipina Terbuka untuk Perjanjian Pasukan dengan Jepang
Presiden Marcos Jr. bersama PM Kishida. (Twitter/@bongbongmarcos)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan dia tidak melihat alasan mengapa Filipina tidak memiliki Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) dengan Jepang, jika itu akan meningkatkan keamanan maritim dan memastikan perlindungan yang lebih besar bagi nelayan Filipina.

Presiden Marcos Jr. mengatakan kepada wartawan, dia akan berhati-hati dalam mengejar kesepakatan potensial dengan Tokyo, "karena kami tidak ingin terlihat provokatif."

Kunjungan pertama Marcos ke Jepang sejak menjabat, terjadi setelah dia baru-baru ini memberikan Amerika Serikat akses ke pangkalan militer tambahan di Filipina di bawah VFA, sebuah langkah yang menurut China merusak stabilitas regional dan meningkatkan ketegangan.

Diketahui, VFA memberikan aturan untuk rotasi ribuan pasukan AS masuk dan keluar dari Filipina untuk menggelar latihan.

"Jika itu akan membantu Filipina dalam hal melindungi, misalnya para nelayan kita, melindungi wilayah maritim kita... Saya tidak mengerti mengapa kita tidak mengadopsinya (VFA)," kata Presiden Marcos Jr. kepada wartawan sebelum pulang pada Minggu, menurut transkrip resmi, melansir Reuters 13 Februari.

Presiden Marcos Jr. berada di Jepang untuk kunjungan lima hari sejak Rabu pekan lalu, untuk menjalin hubungan keamanan yang lebih erat dengan Tokyo, yang pada Bulan Desember mengumumkan pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua, dipicu oleh kekhawatiran tentang tindakan agresif China di wilayah tersebut.

Presiden Marcos Jr. dan Perdana Menteri Fumio Kishida membuat kesepakatan untuk mengizinkan angkatan bersenjata mereka bekerja sama selama penanggulangan bencana, sebuah kesepakatan yang dilihat sebagai langkah menuju pakta yang lebih luas, yang memungkinkan kedua negara mengerahkan pasukan di wilayah satu sama lain.

"Saya selalu berpikir tentang perlunya melindungi nelayan kita. Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa kita berpatroli di perairan kita dan memastikan bahwa wilayah laut kita diakui dengan jelas," jelas Presiden Marcos Jr.

Diketahui, Filipina memiliki VFA dengan Amerika Serikat. Sementara, Tokyo memiliki VFA dengan Australia dan Inggris, dan juga menampung konsentrasi terbesar pasukan AS di luar negeri.

Jepang mengadakan latihan militer dengan Amerika Serikat dan Filipina baru-baru ini pada Bulan Oktober. Kehadiran militernya di Filipina dapat membantu melawan pengaruh China di Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim Beijing, termasuk wilayah yang dianggap Manila sebagai miliknya.

PM Kishida mengatakan, Filipina dan Jepang telah sepakat untuk mencoba dan membentuk kerangka kerja yang akan "memperkuat dan memuluskan proses mengadakan latihan bersama".

Dalam sebuah wawancara dengan Nikkei pada Hari Minggu, Presiden Marcos Jr. mengatakan negaranya dapat terseret ke dalam kemungkinan konflik di Selat Taiwan, karena kedekatannya dengan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang dianggap oleh China sebagai provinsi yang memisahkan diri.

"Ketika kita melihat situasi di wilayah tersebut, terutama ketegangan di Selat Taiwan, kita dapat melihat bahwa hanya dengan letak geografis kita, jika memang ada konflik di wilayah itu… sangat sulit untuk membayangkan sebuah skenario di mana Filipina entah bagaimana tidak akan terlibat," sebut Presiden Marcos Jr.