JAKARTA - Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan, Filipina harus bersiap-siap untuk segala kemungkinan karena ancaman eksternal yang semakin meningkat akibat meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik.
Kedekatan Filipina dengan Taiwan menempatkannya di wilayah yang menjadi kepentingan China, kata Presiden Marcos dalam pidatonya kepada pasukan di kamp militer di Provinsi Isabela di wilayah utara yang berhadapan dengan pulau yang diperintah secara demokratis itu.
"Ancaman eksternal sekarang menjadi lebih nyata, menjadi lebih mengkhawatirkan, dan itulah sebabnya kita harus bersiap," kata Presiden Marcos Jr. kepada pasukan pada Hari Senin, dalam pernyataan yang dibagikan oleh istana kepresidenan Hari Selasa, melansir Reuters 11 Juni.
Filipina tidak berusaha untuk menarik kembali garis batas wilayah kedaulatannya termasuk zona ekonomi eksklusifnya, dan negara ini berkomitmen untuk mempertahankan diri sambil melakukan diplomasi, kata Presiden Marcos Jr.
Sementara itu, Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.
BACA JUGA:
Diketahui, Filipina memiliki perselisihan teritorial yang sudah berlangsung lama dengan China, yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, jalur perdagangan kapal senilai lebih dari 3 triliun dolar AS per tahun.
Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag membatalkan klaim Tiongkok pada tahun 2016, keputusan yang ditolak oleh Negeri Tirai Bambu.