Bagikan:

BANDUNG - Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) menyebut kapal yang sempat dilaporkan hilang kontak saat berlayar di perairan Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) ternyata berlindung di sebuah pulau untuk menghindari cuaca ekstrem.

Kepala Kantor SAR Ternate Fathur Rahman mengatakan, kapal bernama Ebenheizer mengangkut 11 orang dari Pelabuhan Tobaol Ibu Halmahera Barat dengan tujuan Desa Mayau, Pulau Batang Dua.

Petugas SAR menerima aduan pihak keluarga penumpang kalau kapal tidak kunjung tiba hingga Selasa, 25 Juni malam, atau lebih dari delapan jam setelah angkat jangkar.

Beberapa saat setelah menerima laporan, satu kapal KN SAR 237 Pandudewanata dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian ke lokasi terakhir sebagaimana yang dilaporkan pihak keluarga.

Di tengah proses pencarian berlangsung hingga Rabu malam tim SAR menerima informasi dari personel TNI AL di Mayau bahwa kapal Ebenheizer beserta seluruh penumpangnya sudah tiba dalam keadaan selamat.

"Kepada personel KN SAR, pengemudi kapal Ebenheizer mengaku mereka menghadapi cuaca ekstrem saat berlayar sehingga memutuskan untuk berlindung, sembari menunggu cuaca membaik dan mengikat kapal ke rompon di sekitar pulau perairan Maluku Utara," jelas Fathur dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Antara, Kamis, 27 Juni. 

Kondisi tersebut yang membuat mereka hilang kontak dan terlambat tiba ke Pulau Batang Dua.

Semua awak hingga para penumpang kapal dipastikan selamat dan sudah kembali kepada keluarga. Tim SAR menutup operasi pencarian.