Bagikan:

JAKARTA - Dua remaja laki-laki telah didakwa dalam penembakan yang menewaskan seorang anak berusia 3 tahun dan melukai saudara perempuannya berusia 7 tahun di luar rumah korban,  Buffalo, Washington, seminggu yang lalu. 

"Secara harfiah, bayi membunuh bayi," kata Wali Kota Byron Brown saat konfrensi pers dikutip dari abcnews, Rabu, 26 Juni.

Kedua pelaku masih berusia 14 dan 16 tahun. Korban 3 tahun Ramone Carter ditembak kala menaiki sepeda roda tiganya di luar rumah. Sedangkan saudara perempuannya, Jamia Griffin terluka. 

"Ramone Carter yang berusia tiga tahun dan Jamia Griffin 7 tahun bukanlah target yang dituju saat para tersangka menembaki seorang pemuda lain sekitar pukul 9:30 pada tanggal 21 Juni,"  kata penjabat Jaksa Wilayah Erie Michael Keane.

Ibu anak-anak tersebut, Shakenya Griffin mengatakan kepada Buffalo News keesokan paginya bahwa dia mendengar suara tembakan dan berlari keluar untuk mencari anak-anaknya.

"Dia berlari ke arahku, dan dia berlumuran darah," katanya. "Saya ambruk di rumput tetangga saya dan berkata hubungi 911.”

Keane mengatakan, masing-masing remaja menembakkan senjata ilegal, salah satunya pistol dan yang lainnya revolver. 

Kedua anak laki-laki itu didakwa atas tuduhan pembunuhan, percobaan pembunuhan, penyerangan dan kepemilikan senjata dan ditahan tanpa jaminan di fasilitas penahanan remaja. Anak laki-laki yang lebih tua akan dijatuhi hukuman sebagai orang dewasa jika terbukti bersalah, kata jaksa penuntut. Nama para remaja dirahasiakan karena usia mereka. 

Komisaris Polisi Joseph Gramaglia memuji kerja sama para saksi dalam mengarahkan polisi kepada para tersangka, mengingat bagaimana petugas yang tiba di tempat kejadian telah membawa Ramone sendiri ke rumah sakit dengan harapan dapat menyelamatkannya.

"Mereka bisa memasukkan bayi malang itu ke dalam mobil polisi, membalap bayinya ke (Pusat Medis Kabupaten Erie) untuk mencoba memberinya kesempatan bertahan," kata Gramaglia. "Sayangnya, kita semua tahu bahwa bukan itu hasilnya. Bayi itu dinyatakan meninggal di rumah sakit.”

Keane menolak mengomentari kemungkinan motifnya ketika ditanya apakah penembakan itu mungkin terkait dengan geng.

"Tampaknya mereka menargetkan orang lain," kata Brown. "Tetapi fakta bahwa anak-anak ini memiliki senjata dan sangat ingin menggunakannya tanpa pandang bulu itulah yang membawa kita ke titik ini hari ini.”