JAKARTA - Sebanyak 10 orang tewas dan 3 lainnya luka-luka dalam aksi penembakan di supermarket di lingkungan warga kulit hitam di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS).
Penembakan dilakukan pria berusia 18 tahun pada Sabtu 15 Mei sore waktu setempat. Pelaku menggunakan senapan gaya serbu dan menyiarkan langsung aksinya itu di internet.
Peristiwa itu diduga terkait paham supremasi kulit putih. Setelah melakukan aksinya pelaku ingin bunuh diri tetapi berhasil digagalkan polisi.
Berdasarkan laporan Reuters, pihak berwenang setempat menyatakan 11 dari 13 orang yang terkena tembakan merupakan warga kulit hitam, 2 lainnya berkulit putih.
Polisi yang tidak menyebutkan namanya mengatakan pelaku seorang diri, bersenjata lengkap, mengenakan perlengkapan taktis, termasuk pelindung tubuh.
Komisaris polisi Buffalo Joseph Gramaglia mengatakan, ketika berhadapan dengan polisi di depan supermarket, tersangka menodongkan pistol ke lehernya sendiri. Namun, polisi berhasil membujuknya untuk menjatuhkan senjata dan menyerah.
BACA JUGA:
Gramaglia menjelaskan, pria bersenjata itu menembak dan membunuh tiga orang di tempat parkir toko kelontong itu, sebelum baku tembak dengan seorang mantan polisi yang bekerja sebagai penjaga keamanan supermarket.
Namun, tersangka terus melanjutkan aksinya lantaran memakai rompi antipeluru. Sedangkan penjaga keamanan supermarket tewas di tangan tersangka.
Sementara 9 korban lainnya yang ditembak mati dalam insiden itu pelanggan toko.
Pihak berwenang mengatakan, tiga orang yang terluka diperkirakan selamat. Ketiganya karyawan supermarket bernama Tops Friendly Market itu.
Shonnell Harris, salah satu manajer di Tops, mengatakan, mendengar sedikitnya 70 letusan tembakan. Dia mengaku berhasil selamat lantaran berlari hingga beberapa kali terjatuh melewati pintu belakang supermarket.
"Dia tampak seperti berada di Angkatan Darat," katanya kepada surat kabar Buffalo News, menggambarkan penyerang berpakaian kamuflase.