Bagikan:

JAKARTA - Pria kulit putih berusia 18 tahun membabi-buta menembak orang-orang di supermarket yang letaknya di tengah lingkungan warga kulit hitam di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS).

Akibat dari penembakan di Tops Friendly Market itu, 10 orang tewas dan 3 lainnya luka-luka. Korban yang tewas seluruhnya warga kulit hitam.

Pensiunan petugas pemadam kebakaran, Katherine Crofton, yang tinggal di sekitar sepermarket, mengaku menyaksikan peristiwa pertumpahan darah itu dari teras rumahnya.

"Dia [tersangka] berjalan masuk ke toko menembak wanita yang memasukkan barang belanjanya ke dalam mobilnya. Saya tiarap karena saya tidak tahu apakah dia akan menembak saya," kata Crofton kepada surat kabar Buffalo News, dikutip dari Reuters.

Polisi yang memberikan laporan sementara tidak menyebutkan nama tersangka. Namun menjelaskan, pelaku seorang diri, bersenjata lengkap, mengenakan perlengkapan taktis, termasuk pelindung tubuh.

Komisaris polisi Buffalo Joseph Gramaglia menambahkan, tersangka menembak dan membunuh tiga orang di tempat parkir supermarket, sebelum baku tembak dengan seorang mantan polisi yang bekerja sebagai penjaga keamanan di toko itu.

Penjaga keamanan itu akhirnya tewas di tangan tersangka yang menggunakan rompi antipeluru.

"Orang ini benar-benar jahat!" kata Sheriff Erie County John Garcia pada konferensi pers, suaranya bergetar karena emosi.

"Itu adalah kejahatan, kebencian bermotif rasial dari seseorang di luar komunitas kami," sambungnya.

Stephen Belongia, agen khusus FBI yang bertanggung jawab di wilayah Buffalo menyebutkan, serangan itu akan diselidiki baik sebagai kejahatan rasial dan sebagai tindakan "ekstremisme kekerasan dengan motif rasial" di bawah hukum federal.

Pihak berwenang setempat mengatakan tersangka telah diamankan. Dia bilang pelaku akan muncul pertama kali di pengadilan untuk menghadapi tuduhan pembunuhan dalam waktu dekat.

"Ini adalah hari yang sangat menyakitkan bagi komunitas kami," kata Wali Kota Buffalo Bryon Brown kepada wartawan.

"Banyak dari kita telah keluar-masuk supermarket iitu berkali-kali... Kita tidak bisa membiarkan orang yang penuh kebencian ini memecah komunitas atau negara kita," ujarnya.

Brown mengatakan, dia telah menerima telepon dari Gedung Putih dan jaksa agung New York, Letitia James.

Seorang politikus Demokrat di New York dan ketua Komite Kehakiman AS, Jerry Nadler, mengatakan serangan itu merupakan perilaku kejam dari pria penganut paham supremasi kulit putih.

"Kita harus mengesahkan Undang-Undang Pencegahan Terorisme Domestik, tanpa penundaan," ajaknya di Twitter.